Masihkah aku mengeluh…
Tatkala diriku tak kuasa menahan nafsu
lewati hari-hari peluh dan ragu
kenikmatan sesaat menghiasi rona-rona semu
aku tetap saja berdalih oleh kelemahan yang menyatu
dalam diri, bersama angan-angan yang tiada menentu
Akankah aku tetap tertidur nyenyak di bawah naungan pohon di siang hari
Yang pasti pergi bersama perginya jejak mentari
Masihkah aku mengeluh…
Tatkala noda-noda hitam masih menyelemuti hati,
Bisikan-bisikan syeitan turut menyertai
Setiap hembusan nafas dan langkah kaki
Tiada kusadari, terkadang aku mengikuti ‘sang penabur mimpi’
pengumbar janji-janji tiada pasti
‘Bahwa ialah pengelabu antara hitam dan putih
‘Bahwa ialah musuh sejati yang harus diperangi
Masihkah aku mengeluh…
Tatkala ayat-ayat pengaduan hanya sekedar kalam
Penyesalan pun hanya bualan kelam
Aku tetap saja diam, bergumul dengan suara hati
janji-janji teringkari
Enggan menyuarakan kebenaran,..
Kerdil dengan berbagai pertanyaan…
Akankah aku tetap bungkam oleh setiap kemungkaran;
dalam pandangan yang takkan usai sebelum mata terpejam
dalam setiap hela nafas yang takkan berhenti sebelum nyawa pergi
dalam setiap kegelisahan jiwa atas pertanggung jawaban ilmu yang dibawa
Tiadalah yang tersisa kini selain rasa pasrah kepada-Mu
Tiadalah yang tersisa kini selain kerinduan dalam naungan kasih-Mu
Ampunilah diri yang kerap lalai dari mengingat-Mu
Atas nikmat-nikmat yang Engkau anugerahkan
Atas setiap kesempatan menghirup nafas kehidupan
Akulah hamba-Mu yang rapuh tanpa kuasa-Mu
Kokohkanlah diri dengan cinta dan ridho-Mu
Sadarkan diri dari alfa dan dosa
Ingatkan diri disetiap sujud telimpuh menghamba
Terangi kelamku dengan 'nuurrahmah' di jiwa
Bahwa tiada kuasa selain kuasa-Mu;
Kuasa diatas kuasa ...
Cahaya di atas cahaya...
Yang senantiasa menghiasai Jiwa-jiwa semesta dibawah naungan Hidayah
Ya Robby, Engkaulah Pelita hati...
Hanya kepada-Mu tempatku mengeluh
Sandaran bagi perindu Syurga-Mu
By : Ibnoe Amier
Di Lentera Muhasabah
Khartoum-Sudan
29/3/1434 H
This entry was posted
on Jumat, 08 Februari 2013
at 23.42
and is filed under
Puisi,
Refleksi,
renungan
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.