erap langkah jalanan
lelah lesu bertemankan debu
tatap sayu dalam lamunan
membisu...
satu kata beribu arti
elukan jati diri
keluh menghiasi...
oh hidup...
kepada siapa berpihak
hatiku rusuh tak menentu
menanti harapan...
tangan mengiba walau resah
tiada jamahan itulah duka
dendang syair irama
paduan prosa tanya...
hitam daki membatu sekujur tubuh
urakan rambut tiada tahu
hanyalah sekeping koin ditunggu
tangan iba membantu
oh hidup...
jelaskan padaku misteri itu
bahwa aku mampu
membuka jendela dunia
dengan ilmu
mata masih ingin beradu
padanan kata satu demi satu
mungkinkah pelita itu menjamahku
mengangkat harakat dan martabat
untukku....
atau mungkinkah ia hanya berpihak
kepada setan dunia
meraup hakku yang diinjak
tanpa mengingat rasa....
[Ahad, 28/02/10]
Kupersembahkan kepada Saudara-saudaraku yang belum sempat menikmati telaga ilmu
semoga dapat melegahkan dahaga yang beradu.
This entry was posted
on Minggu, 28 Februari 2010
at 18.07
and is filed under
Puisi,
renungan
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.