Ia berdiri memandang langit
Saat Kau titahkan ayat-Mu
Tentang nafas kehidupan dan cakram warna
‘Dan bahwa ini adalah jalan-Ku yang lurus; maka ikutilah dia
Itu kata-Mu pada sebilik hati yang jenuh
Pada setangkai jiwa yang keluh
Padaku, pada diri yang lalai angin syurga-Mu
Adakah aku bersamanya di jalan-Mu?
Ia, berdiri memandang laut
Saat Kau titipkan padanya satu isyarat
Tentang semu dunia dan fatamorgana
Harta, istri, dan anak, sebagai amanah
‘Dan bahwa, itu adalah perhiasan kehidupan dunia..
Itu kata-Mu padanya yang selalu merendah
Pada hati semesta, seluas samudera
Adakah aku bersamanya dalam cinta-Mu?
Kau mengingatkanku tentang sebuah makna
Tentang sebuah hati dengan warna tak sama
Untuk teladani mereka yang semesta jiwanya
Agar ikhlasku,laksanakan perintah-Mu
‘ Dan ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu,
dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk
Kau janjikan pelita-Mu menyertai
Terangi hati walau perih
Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah
Kau yang menciptakanku, dan hanya kepada-Mulah ku pasrah
‘Dan ingatlah juga, tatkala rabbmu memaklumkan;
Jikalau kau bersyukur, pasti Ia menambahkan
Maka ajarkanlah aku ikhlasnya
Keikhlasan seorang hamba yang merindu Rabbnya
Di setiap telimpuhku menghamba, agar tenang jiwaku bersama
Jiwa-jiwa semesta
Yang padanya ku mengingat-Mu
Yang padanya ku merindu-Mu
Maka tunjukanlah aku jalan-Mu yang lurus
Jalan yang tidak ada keraguan padanya
Jalan orang-orang yang telah Engkau ridhoi karunianya
Petunjuk bagi mereka yang bertakwa
Dan bukan jalan mereka yang termurka
Bukan pula jalan mereka yang menghamba durja
Mahmoud Al-Amir
26/07/10
This entry was posted
on Senin, 26 Juli 2010
at 22.37
and is filed under
Puisi,
Refleksi,
renungan
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.