Telah lama ku memendam rasa rindu ini
Mencari sebuah makna yang terselip disetiap pandangan
Menyisir onak duri yang terselip meradang
Pada-Mu, pada hati yang rindu kasih-Mu
Bening tetes embun ini
Sejuk hati mengandai indahnya mentari di pagi hari
Dalam renung mencari sebuah arti
Dalam renung melambai kasih Ilahi
Ku temukan lantunan sepoi angin yang berbisik
Untuk mencapai ridho-Mu, ridho Sang Khaliq
Untuk merindu-Mu selalu dalam hela nafasku
Kini, awan hitam menjamah senja
Semakin rindu itu kurasakan
Dalam telimpuh malu, ku rajut sejuta rindu bergemuruh
Ingatkan diri dari sesalnya dosa
yang selalu kembali, hingga ku tak tahu
" bagaimanakah?
Indah ayat senandung senja
Berlari dari bayangan hitam laluku
Tuk iringi langkah dengan dalat kuasa-Mu
agar mantab jiwaku, lewati perjuangan panjang
Dalam naungan kasih-Mu
Ketika aku merindukan-Mu
Menanti sebuah jawaban
Di ayat-ayat dalat kuasa-Mu
Kudapati satu arti yang padu
Bahwa Kaulah, Arti itu...
Mungkin hanya kesendirian yang mampu menjawab
bimbangku, dalam tafakkur menengadah
Mengharap petunjuk disetiap langkah
Kepada-Mu, Sang Kuasa
Sang, pada-Mu aku berjalan
meraba kehendak di dinding takwa
Ya Rabb, hadirkanlah cahaya itu
dikelamnya malam
Menjamah jiwaku yang legam
atas noda-noda buram
Ya Rabb, hadirkanlah sejuk itu
digersangnya padang
Sirami hatiku yang meradang
atas haus peluh yang bertandang
Maka, izinkanlah
Ketika aku merindukan-Mu…
Kutuliskan semua rasa yang ada
Kucoba rangkai menjadi bait-bait puisi indah
Seadanya rasa ini, sedalamnya hatiku
Maafkanlah aku jikalau salah
Memaknai rindu di jiwa
dalam untaian kata, yang tak tahu
"Apakah mampu obati hatiku?
Jikalau aku tetap sama
dari dulunya tingkah yang tetap sama
MAHMOUD AL-AMIR
This entry was posted
on Rabu, 21 Juli 2010
at 23.24
and is filed under
Puisi,
Refleksi,
renungan
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.