Bila Larut Tiba
oleh Muhammad Nur pada 04 November 2010 jam 18:51
Bila larut tiba, raut wajah sejuk terbayang
Kerinduan semakin dalam
Yang hinggap hanya sebuah penantian
Entah sampai kapan, dimana, dan bagaimana
Aku hanya terdiam menghitung hari
Bila larut tiba, coba renung meraba kisah
Terus jalan dan berlari
Mengoleksi segala yang ditemui
Menggurat kenangan, menggores sejarah
Berteriak pada penjuru angkasa
Aku punya nama!
Suatu ketika aku berjalan
Dan bertemu kehidupan.
Lalu, aku bergegas mencari cermin
Dan berkaca pada diri.
Ada kerut di dahi
Ada tanya di hati
Siapa diri ini?
Waktu setia menggerus peluh
Saat ingin kuhadapkan satu harapan
Biarlah keringat mengering duka
Saat ingin kugapai sebuah impian
Lagu kedamaian akan tiba!
Beri aku kesempatan untuk meminta
Berpuluh, beratus, beribu keinginan tak kunjung usai
Melewati batas kesabaran
Hanyut di air deras pengharapan
Saat kusandang segala kejadian sendirian
Aku tengadah pada langit.
Kucoba katakan pada dengus tanah merah
Apa yang seharusnya aku lakukan
Saat cobaan menari di atas puing keluh
Saat bisikkan suara indah godaan bergemuruh
Bila larut tiba, izinkan aku memadu rindu
Pada-Mu, izinkan aku sujud telimpuh…
Khartoum, Sudan
04/11/10
This entry was posted
on Senin, 22 November 2010
at 00.39
and is filed under
Puisi,
Refleksi,
renungan
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.