Cahayaku telah hilang saat jiwaku diliputi ketakutan
Cahayaku pergi saat hatiku mulai goncang
Aku bingung tak menentu saat nuraniku pilu
Aku bingung mencari jalan saat rambu-rambu tak kuhiraukan
Semuanya seakan buram, pikiranku kacau tak karuan
Dalam kesendirian aku hanya mampu menerawang
Semuanya layu sebelum berkembang
Saat keogahan dan hawa nafsuku kelabui pandangan
Saat kepongahan diri melalaikan tujuan
Aku hanya mampu terdiam, suram lamunan
Kadang aku terjebak,
Tergesa-gesa mencari secuil embun disangkar labirin
Yang ada hanya bilik-bilik kosong pandangan
Tiada petunjuk mengiringi
Tiada jejak dibumi
Aku melebur dikesunyian panjang
Bagaikan burung aku terbang meniti awan
Kerahkan kedua sayap tuk hampiri putihnya
Semakin tinggi layangku pasrahkan
Semakin besar cobaan datang tuk hampiri lemahnya iman dan jiwa
Seperti rasulullah, saat menyendiri di gua Hira
Bersemedi taqwa menautkan hati pada Pencipta Semesta
Mencoba membayangkan kembalinya kejayaan islam
Memahat kerinduan indahnya iman
Tancapkan ihsan dalam hati
Seperti Rasulullah,
Tafakkurku menyelami samudera alam, luas tak bertepi
Menorehkan tinta emas sejarah kehidupan bersemi
Adakah kenikmatan yang lebih indah selain memadu kasih
Pada Rabbal ‘Izzati, Ilahi Rabbi..
Seperti Rasulullah,
Ingin raga sampaikan dakwah
Walau hanya sepatah kata
Dengan ilmuku yang belumlah seberapa
Saat kuingat sabda-Nya
“Ballighu ‘Anni walau Ayaah”
Kucoba menata pikiran, hati, dan jiwa
Seperti Rasulullah,
Aku ingin berjihad
Jihad ilmu, jihad harta, jihad raga
Menegakkan dinillah yang lama terjajah
Yang dengannya khilafah islamiyah bertakhta
Walau hanya menggoreskan pena, tuliskan tinta nurani
Moga kelak kumampu telusuri
Bangkitkan semangat diri
Menjadi muslim sejati
Ya Rabb, tsabbit qolbii….
Mahmoud El-Ahmady
Khartoum, Sudan
03/01/10
Cahayaku pergi saat hatiku mulai goncang
Aku bingung tak menentu saat nuraniku pilu
Aku bingung mencari jalan saat rambu-rambu tak kuhiraukan
Semuanya seakan buram, pikiranku kacau tak karuan
Dalam kesendirian aku hanya mampu menerawang
Semuanya layu sebelum berkembang
Saat keogahan dan hawa nafsuku kelabui pandangan
Saat kepongahan diri melalaikan tujuan
Aku hanya mampu terdiam, suram lamunan
Kadang aku terjebak,
Tergesa-gesa mencari secuil embun disangkar labirin
Yang ada hanya bilik-bilik kosong pandangan
Tiada petunjuk mengiringi
Tiada jejak dibumi
Aku melebur dikesunyian panjang
Bagaikan burung aku terbang meniti awan
Kerahkan kedua sayap tuk hampiri putihnya
Semakin tinggi layangku pasrahkan
Semakin besar cobaan datang tuk hampiri lemahnya iman dan jiwa
Seperti rasulullah, saat menyendiri di gua Hira
Bersemedi taqwa menautkan hati pada Pencipta Semesta
Mencoba membayangkan kembalinya kejayaan islam
Memahat kerinduan indahnya iman
Tancapkan ihsan dalam hati
Seperti Rasulullah,
Tafakkurku menyelami samudera alam, luas tak bertepi
Menorehkan tinta emas sejarah kehidupan bersemi
Adakah kenikmatan yang lebih indah selain memadu kasih
Pada Rabbal ‘Izzati, Ilahi Rabbi..
Seperti Rasulullah,
Ingin raga sampaikan dakwah
Walau hanya sepatah kata
Dengan ilmuku yang belumlah seberapa
Saat kuingat sabda-Nya
“Ballighu ‘Anni walau Ayaah”
Kucoba menata pikiran, hati, dan jiwa
Seperti Rasulullah,
Aku ingin berjihad
Jihad ilmu, jihad harta, jihad raga
Menegakkan dinillah yang lama terjajah
Yang dengannya khilafah islamiyah bertakhta
Walau hanya menggoreskan pena, tuliskan tinta nurani
Moga kelak kumampu telusuri
Bangkitkan semangat diri
Menjadi muslim sejati
Ya Rabb, tsabbit qolbii….
Mahmoud El-Ahmady
Khartoum, Sudan
03/01/10
This entry was posted
on Sabtu, 19 Februari 2011
at 01.50
and is filed under
Puisi,
renungan
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.