Sejauh kaki melangkah
Mencari jejak para mujahid ilmu di padang sahara
Kudapati sebuah tanya tentang hati yang kerap rindu
Adakah kutitipkan satu harapan pada-Nya
Sudahkah kutunaikan amanah yang menjadi tugas utama
Aku hanya mampu terdiam mencari sebening hikmah
yang kerap hilang dari beribu makna kehidupan
yang sulit terjamah oleh hamba yang durjana
Sejauh kaki melangkah
Mendengar desau suara angin gurun bertasbih
Memuji ke-Esaan Tuhan semesta
Mencoba tuk rasakan perjuangan panjang
diteriknya mentari, dinginnya petang
Bebutir keringat tidak sebanding dengan sebutir kasih
kasih seorang junjungan umat
Kepadanya kelak berharap syafa’at
Muhammad, kekasih Ilahi
Sejauh kaki melangkah
Sudahkah kutemukan pelita?
Di antara mozaik-mozaik sejarah kehidupan yang kulalui
Aku hanya bisa menunggu pada saatnya tiba
Menanti senja di ufuk barat menyelaksa
Saat itulah ketemukan kedamaian cinta
Menggoreskan tinta peradaban di kertas putih nurani
Menekuk kaki dalam sujud kasih tak bertepi
Mampukah ketetapan qalbu menjadi saksi?
Saat mata, telinga, bersaksi dan mulut terkunci
Terlempar berbagai pertanyaan akhir abadi
Menjadi satu tanda umatnya yang bertaqwa
Tentang apa yang telah terlewat dan dilalui
Man Rabbuka…Siapakah Tuhanmu?...
Man Nabiyyuka…Siapakah Nabimu?
Maa Dienuka…Apa Agamamu?
Sejauh kaki melangkah
Moga ditetapkan qalbu, iman dan ilmu
Pada-Nya, tempat kembali
Sang pada-Nya ruh berlabuh
16/02/11
Khartoum, Sudan
This entry was posted
on Sabtu, 19 Februari 2011
at 01.54
and is filed under
Puisi,
Refleksi,
renungan
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.