Wahai jiwaku..!
Tidakkah engkau tahu peluh kesahku..?
Sedarkah engkau akan keberadaanmu dalam diriku...?
Kau bersemayam sembunyi dibalik jasadku yang berlumur nokta-noktah hitam.
Kau selalu mengingkari naluri berbisik
Kau hantarkan segala perasaan tanpa memberi jawaban
Kau pandai memutarbalikkan keadaan tanpa memberiku kesempatan mengukuhkan qalbu menghadapi rintangan menyapa.
Kau luluh dalam pengharapan kasih dengan beruraikan bulir permata tangis,tanpa kau sadari bahwa kau telah tenggelam dalam suatu kelalaian
Kau selalu mengiba,menengadahkan tapak mencari alasan akan kesalahan tanpa menanggulangi peluh kesahmu.
Oh jiwaku...!
Jiwaku dalam penantian
penantian harap akan ketenangan berselubung
kembalilah kepada Rabbmu...
Rabbal Jalali wal Ikraam...
Tidakkah engkau tahu peluh kesahku..?
Sedarkah engkau akan keberadaanmu dalam diriku...?
Kau bersemayam sembunyi dibalik jasadku yang berlumur nokta-noktah hitam.
Kau selalu mengingkari naluri berbisik
Kau hantarkan segala perasaan tanpa memberi jawaban
Kau pandai memutarbalikkan keadaan tanpa memberiku kesempatan mengukuhkan qalbu menghadapi rintangan menyapa.
Kau luluh dalam pengharapan kasih dengan beruraikan bulir permata tangis,tanpa kau sadari bahwa kau telah tenggelam dalam suatu kelalaian
Kau selalu mengiba,menengadahkan tapak mencari alasan akan kesalahan tanpa menanggulangi peluh kesahmu.
Oh jiwaku...!
Jiwaku dalam penantian
penantian harap akan ketenangan berselubung
kembalilah kepada Rabbmu...
Rabbal Jalali wal Ikraam...
This entry was posted
on Minggu, 08 November 2009
at 04.03
and is filed under
Puisi
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.