Salah satu jenis film yang saya sukai adalah film silat. Apalagi kalau bintangnya Jet Lee dan ceritanya klasik. Dalam cerita klasik, biasanya terkandung banyak nilai filosofis yang menggugah.
Film Taichi Master misalnya, Film ini membuat saya terkesan ketika Jet Lee(Tokoh utama dalam film tersebut) digambarkan sedang mengalami depresi berat. Saudara seperguruannya yang menguasai ilmu silat sebanding dengannya telah menyalahgunakan kemampuan yang dimiliki untuk berbuat kejam kepada orang lain.
Kemudian dalam sebuah adegan digambarkan, ada serombongan orang yang sedang memikul kayu di punggungnya berjalan di pematang sawah. Tampak seorang berlari-lari menemui salah seorang pemikul kayu tersebut dan membawa kabar bahwa istrinya di rumah baru saja melahirkan.
Laki-laki yang mendengar kabar itu hanya tersenyum dan malah bingung apa yang harus diperbuatnya. Kemudian salah seorang dari temannya berkata dengan mantap, “mengapa termenung, segera tanggalakan beban dipunggungmu dan sambutlah hari baru.”
Serta merta laki laki itu melepaskan ikatan di punggungnya, meletakkan kayu yang ia pikul dan segera bergegas pulang.
Sang Jagoan kita yang mendengar dialog tersebut tergugah, Ia tersenyum. Ada perubahan dalam raut wajahnya. Dengan bibirnya ia bergumam mengulang kalimat yang baru saja didengarnya, “Mengapa termenung segera tanggalkan beban di punggungmu dan sambutlah hari baru.”
Lalu ia pulang ke rumah, menuju kamar dan memperhatikan sekelilingnya. Ia ingat sang guru dulu pernah membekalinya sebuah buku. Lalu, ia baca buku itu dan mulai mempraktikan gerakan yang terdapat didalam buku tersebut. Ia menemukan jurus baru yang lembut namun penuh kekuatan, jurus taichi.
Sesungguhnya apa yang membelengguh diri kita untuk mencapai kesuksesan ? Mengapa seseorang sering menganggap kegagalan adalah akhir dari segalanya? Mungkin kita tidak memiliki cara atau paendekatan lain untuk menuntaskan apa yang tidak bias kita kerjakan.
Kegagalan hanyalah peringatan bahwa kita harus mencoba menyelesaikan masalah dengan cara lain. Jalan menuju kesuksesan selalu dipenuhi dengan kegagalan. Orang yang sekses adalah mereka yang telah menghadapai begitu banyak kegagalan, tetapi berhasul menghadapinya.
Dalam buku yang pernah saja baca yang menjadi best-seller dunia itu, Dr. Aidh al qorni yang berjudul Laa Tahzan memberi pesan:”Sesungguhnya kesulitan yang kita alami akan memperkuat hatu, menghapus dosa, mematahkan keangkuhan, dan menghancurkan kesombongan yang ada dalam diri. Kesulitan dapat menghapus kelalaian, menyalakan semangat untuk ingat kepada Tuhan mengundang rasa belas kasihan kepada orang lain, dan berakibat kita beroleh doa dari orang soleh."
Saya sangat setuju dengan lirik yang dibawakan oleh D’Masiv (salah satu grup band papan atas) yang sering digaung gaungkan sekarang ini seperti liriknya yang mengatakan “Jangan menyerah, dan nikmatilah hidup ini, karena hidup adalah anugarah”. Kesulitan akan membuat yang bersangkutan tunduk pada kekuasaan Tuhan dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha mengalahkan.
Kesulitan tak ubahnya seperti larangan yang baru datang dari peringatan dini untuk menghidupkan kesadaran ingatan.
Di balik kesulitan tersembunyi kelembutan yang sangat besar dari Allah. Pemaafan yang lebih besar terhadap dosa, dan ampunan yang lebih banyak daripada kesalahn yang lebih banyak daripada kesalahan yang telah dibuat.
Jangan bersedih, karena kesedihan dapat melemahkan diri kita untuk melakukan amal baik. Kesedihan membuat kita malas beribadah, mengendurkan semangat, serta dapat membuat frustasi. Kesedihan membuat kita berburuk sangka serta terjerumus ke dalam sikap pesimistis.
Jangan bersedih, karena sesungguhnya kesedihan dan kegelisahan yang menyelimuti adalah biang penyakit kejiwaan, sumber penyakit syaraf, penyebab timbulnya cemas, was-was, dan keguncangan jiwa.
Tanamkan dalam diri kita bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah pelajaran bahwa cara yang kita pakai itu tidak berhasil dan sekarang saatnya mencoba dengan cara lain. Karena, hakikat dari belajar adalah melakukan hal yang sama dengan cara yang berbeda. Kegagalan baru akan menjadi tragedy dalam hidup kita jika setelah gagal kita tidak berusaha lagi. Akan tetapi, itu tidak akan terjadi, jika kita berusaha keras untuk mendapatkan kesuksesan dan kita tahu bagaimana cara memaknai kegagalan.
Kita mungkin sering bertanya dalam diri masing-masing, tatkala pemberian yang kita panjatkan Allah dibalas dengan kebalikkannya. Kita memohon kekuatan, dan Allah akan memberi kita kesulitan-kesulitan sehingga membuat kita tegar. Kita memohon kebijaksanaan, Allah memberi kita berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana. Kita memohon kemakmuran, Allah memberi kita otak dan tenaga untuk dipergunakan sepenuhna dalam mencapai kemakmuran. Kita memohon keteguhan hati, Allah memberi bencana dan bahaya untuk diatasi. Kita memohon cinta, Allah memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai. Kita memohon kemurahan, kebaikan hati dan Allah memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.
Begitulah Allah membimbing kita, nah selanjutnya tergantung bagaimana kita menyikapi cobaan tersebut. Apakah kita ingin hidup terus-terusan dalam keputus asaan atau sebaliknya, penuh dengan pandangan kedepan dengan melihat peluang yang masih disediakan sebanyak-banyaknya untuk dirinya. Wallah a’lam bishowab.
.
This entry was posted
on Rabu, 02 Desember 2009
at 18.27
and is filed under
Motivasi
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.