Mataku masih enggan terkatup untuk malam yang sudah berlarut menuju pagi, ntah mengapa rasa kantuk belum menghinggap untuk saat ini. Sesaat ku merenungi malamku yang sungguh nikmat terasa, bukan sekedar membuang waktu sia-sia sepeti apa yang ditafsirkan orang-orang biasanya. Namun malam ini sungguh ku ingin mengembara memaknai malam yang memiliki arti tersendiri bagiku,yang kian larut dengan torehan tinta di atas kertas putih dihadapanku.
Kunyalakan musik instrument my heart will go on (soundtrack titanic) juga Dying young dilaptop, sekedar memanjakan diri dalam menyelami sekelumit makna kehidupan, begitu nikmat terasa...alunan melody yang berdendang. Terbesit bayangan adik-adikku ketika belajar malam setelah isya dikelas, tatkala antusias belajar terpacu, waktu dan juhdun menyatu dalam alunan qalbu.
Lantas ku tersenyum, sesuatu berbisik dihatiku "Begitu semangatnya mereka belajar...., suatu kata yang amat kurindukan saat ini. Belajar..., yah belajar untuk saat ini ku tunda studyku untuk suatu yang lebih bermakna, namun semangat itu senantiasa menghampiri. Seakan pengembara yang haus akan ilmu ditengah sahara kerinduan, akan ku simpan niat suci ini dalam hati untuk saat ini.
Ku mondar-mandir kesetiap ruangan kelas, sekedar melihat perjuangan mereka yang mungkin dengan itu ku dapat menyumbangakan segelintir ilmu yang kudapat dan kumiliki kepada mereka yang saat ini lagi membutuhkannya.
Sesekali mereka menanyakan tentang suatu perkara yang mereka anggap sulit dipahami kepadaku, ada juga yang sungkan bertanya namun ingin sekali mendapatkan suatu penjelasan lebih. untuk mengakalinya ku mencoba menanyakan perihal pelajaran yang mereka pegang, ada yang malu-malu, dan tersenyum tatkala tak bisa melontarkan soal yang ku beri. keberikan penjelasan tambahan walaupun pada akhirnya ku tak tahu apakah mereka paham atau tidak akan penjelasan yang kuberi, Namun ku berharap penuh, semoga apa yang ku sampaikan dapat membuka cakrawala pemahaman mereka.
Ku merasa takjub melihat berbgai perjuangan yang mereka tempuh untuk sekedar menghilangkan setan kantuk yang sering menggantung dipelupuk mata, berbagai usaha mereka lakukan, dari membawa segelas air teh ataupun susu, membiasakan wudhu atapun mencuci muka, bahkan ada yang membawa sebotol Aqua yang diisi air putih bersih,dan dibuat lubang kecil di tutp botol lantas di siraminya wajahnya dengan air tersebut. Ini semua seakan mewarnai hari-hari di ma'had selama ujian berlangsung, mungkin inilah yang dinamakan "Ijhad walaa taksal walaa taku ghaafilan, fanadamatul 'uqbaa liman yatakaasal" Bersungguh sungguhlah dan jangan malas terlebih lagi lalai, karena itu penyesalan itu akan datang kepada orang-orang malas. Tak terlepas dari itu berbgai ibadah tambahan juga dilakoni, dari menunaikan shalat tahajjud, Dhuha, ataupun shalat-shalat nawafil lainnya seakan menambah hiruk pikuk suasana malam di ma'had. dengan harapan yang penuh mendapatkan Nurul I'lmi dari yang Maha Pemilik Ilmu.
Ku langkahkan kembali langkahku menelusuri ruang kelas, terlihat satu dua orang adik-adikku yang terkalahkan oleh setan kantuk yang menggoda. lantas tertidur diatas meja dengan berbantalkan lembaran buku yang terbuka. Ku hampiri mereka untuk sekedar meringankan rasa letih dimata, ku kusuk-kusuk bahu mereka, spontan merekapun terbangun dan menampakkan wajah mereka yang kusut oleh rasa kantuk, dan mereka pun tersenyum malu. Ku balas senyuman itu dengan menyuruh mereka berwudhu' , Namun, walaupun begitu ternyata masih ada diantara mereka yang enggan bernjak lantas terkalahkan oleh kantuk dan kembali tidur.
huh...ya sudahlah..., pikirku. Mungkin ini merupakan pernak pernik ujian yang mereka hadapi, yang pastinya di tanggapi dengan berbgai persepsi, tak hanya ujian pikiran, namun bathin juga diuji.
Ku menerawang kembali saat-saat dimanaku menjadi santri dulu, sama seperti apa yang mereka alami saat ini. Segala usaha, upaya serta doa' seakan menjadi teman sehari-hari yang kian menghiasi. Bertemu dengan guru ataupun ustad menjadi dambaan hati, tatkala arahan dan bimbingan menjadi kebutuhan, serta ilmu yang dicurahkan mejadi bibit yang menghasilkan sosok yang luar biasa. walaupun pada saat-saat tertentu menjadi sebaliknya yaitu tatkala Hukuman datang dan menghampiri, seakan dunia ma'had yang berkisar 10 hektar menjadi lebih sempit dari ukuran sebenarnya.
Kini ku dipercayakan untuk menyumbangkan sekelumit ilmu yang ku miliki kepada adik-adikku sebgai Guru, Orang tua , bahkan sahabat bagi mereka. walupun kumenyadari bahwa ilmuku belumlah ada apa-apanya, bak masih" berumur jangung", demi membimbing serta mendidik mereka kedepannya.
Di usiaku yang relatif muda, dah barang tentu ini merupakan amanah terberat yang selama ini tak pernah kudapatkan sebelumnya. walaupun begitu ku tak mengalami hal ini dengan sendirinya, bersama ketujuh sahabat ku, kami ingin memberikan hal yang terbaik untuk ma'had tercinta. Namun ku masih menyadari bahwa apa yang telah kuberikan selama ini belumlah cukup untuk menorehkan tinta emas bagi Ibu kami( ma'had).
Ini merupakan pelajaran sekaligus pengalaman berharga yang tak ternilai harganya, yang harus kulukiskan dalam skema hidupku, sala satunya dengan mengabdikan diriku sepenuh hati ( kaffah) untuk umat, juga ma'had terlabih lagi kepadaNya semata.
Akankah ku mendapatkan semua yang kudapatkan saat ini untuk kedepannya, seperti kepercayaan, kehangatan persahabatan, indahnya kasih sayang, ataupun yang lainnya yang tak dapat terlukiskan oleh kata-kata di pena ini.
Kesemuanya itu seakan memberikan warna-warni yang menyinari hari-hari yang penuh cobaan maupun rintangan , yang kerap menghampiri bahkan menjadi tantangan baru yang menguji mental serta kualitas hidup ku.
Walaupun ku terkadang lebih banyak terkalahkan oleh nafsu dan godaan, yang kadang melemahkan semangat perjuangan, namun ku berusaha penuh untuk menanggulanginya dengan menuliskan sekelumit kisah yang tertorehkan. moga nantinya mendapatkan jawaban, walau tidak untuk saat ini. kedepannya pasti ada jalan keluar yang terbuka untuk kami.
Yaa Muqallibal Quluub Tsabbit Qulubana A'la Diinika Wa'ala Tho'Atika
Subhaanaka Inna kunna minadhzalimin, wa Dho'iffin.
Allahumma ma rajaqtana mimma nuhibbu faj'alhu quwwatan lanaa fiimaa tuhib
Allahumma ma jawaita 'anna mimma nuhibbu faj'alhu firoghan lanaa fiimaa tuhib.
Tulisan ini ku hadiahkan kepada teman-teman seperjuangan dimana pun berada, yang telah sama-sama berjuang demi Ibunda tercinta (ma'had), terkhusus kepadake7 teman dan juga ustad ustadzah di ma'had yang telah mencurahkan asa dan doa demi generasi bangsa. semoga semangat tak akan luntur untukberjuang menumbuhkan "bibit-bibit unggul"demi masa depan diri, Agama, Maupun bangsa kedepannya.
(Jum'at25-12-09/10.30 WIB)
NB:1. Nih bukan untuk memperingati hari natal yach....hehehe
2. Sorry klo tulisannya masih banyak kekurangan, baik penullisan ataupun bahasa yang tersampaikan
Nih ane ada bacaan, sekaligus kabar gembira buat kita yang sering-sering wudhu nich...!! ternyata banyak loch kasiatnye wudhu, nih ane paparkan yach....
Saat kita bermaksud akan bertindak mencapai tujuan tersebut, sering terhalang oleh suatu "benteng", yang seakan-akan tidak bisa dilalui atau dirobohkan, sehingga keinginan tinggalah impian, khayalan, atau lamunan belaka. Kita sering mengurungkan langkah kita yang sudah mulai melangkah, bahkan tidak sempat melangkah karena baru di kepala saja.
Melupakan tujuan salah satu jalan yang sering diambil oleh kebanyakan orang. Konon, "Untuk bahagia, berharaplah lebih sedikit." Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana jika ada orang lain ternyata mampu mencapai keinginan yang sama atau lebih baik dari keinginan kita. Akan kita merasakan suatu perasaan yang enak? Ataukah kita tersenyum dengan mengatakan bahwa itu sudah rezeki dia atau bukan rezeki kita. Padahal kita tidak sedikit pun mengusahakannya.
Setiap orang punya tembok atau benteng penghalang seperti Anda! Tetapi kenapa sebagian orang berhasil melaluinya sementara sebagian -- termasuk Anda -- tidak mencapainya? Yang menjadi perbedaan adalah orang yang berhasil adalah mereka yang mampu merobohkan "benteng" yang menghalangi tujuan mereka. Bahkan tidak sedikit hasil yang mereka capai begitu mengagumkan (hal ini menggambarkan benteng yang menghalanginya pun sangat tinggi).
Anda tahu, "benteng" Anda untuk mendapatkan sebuah rumah impian tidak setinggi "benteng" Bill Gates yang mengejar ratusan juta dollar AS. Tetapi kenapa dia bisa melalui benteng penghalangnya, sedangkan Anda tidak?
"Meriam" yang bisa Anda gunakan untuk menghancurkan benteng tujuan adalah "pertanyaan-pertanyaan". Tanyakanlah pada diri sendiri, berbagai persepsi dan asumsi Anda saat ini. Bandingkan dengan berbagai asumsi dan persepsi orang lain, kenapa berbeda dan di mana perbedaannya. Terutama, bandingkan dengan persepsi orang yang telah berhasil dan mempunyai keberanian untuk bertindak menghancurkan tembok penghalangnya.
Jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran Anda terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang Anda anut. Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan ini terhadap persepsi Anda, kenapa, bagaimana cara mengatasinya, dan adakah alternatif lain?
Semoga tulisan ini menjadi langkah awal dalam membangkitkan semangat anda demi merobohkan benteng penghalang yang selama ini menghambat langkah Anda menuju impian Anda.
Wallahu A'lam Bishowab.
Malam ini tak ada satupun bintang ,
bahkan bulan juga belum mau datang
hanya sekedar tuk duduk bertandang
tuk sekedar menghapus rindu yang berdendang.
Keabadian malam yang begitu kelam,
seakan tenggelam dalam diam.
secerca asa yang terbungkam,
berikan cinta walau hitam.
Ketika candaku adalah air matamu
deru bisu seakan merongrongku
menusuk puing-puing cintaku padamu
meski sayup terdengar langkahmu
tuk pergi tinggalkanku.
Ini aurora nyata yang menyiksa
berasal dari kisah pujangga yang membenci cinta
Cinta yang hidup sebgai fatamorgana
hadir tuk sembunyikan realita yang ada
Disaat lisan tak berkata yang sebenarnya
hati kecil menjerit akan kedustaannya.
akhir dari sebuah cerita
ketika pena manuliskan rasa yang sebenarnya.
Jika orang lain mengatakan bahwa waktu adalah uang, kita sebagai umat Muslim menganggap bahwa waktu bukan hanya sekedar uang, tetapi waktu adalah pahala. Waktu kita adalah hidup kita, sementara tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah, seperti firman Allah SWT pada Al Quran:
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku". (QS:Adz Dzaariyaat:56).
Jadi jangan biarkan waktu kita dalam kekosongan, apalagi waktu kita diisi dengan kemaksiatan. Kekosongan waktu saja sudah merugikan kita karena kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pahala, apalagi jika waktu kita diisi oleh kemaksiatan.
Jadi jangan biarkan waktu berlalu begitu saja, hal seperti ini sangat dibenci oleh salah seorang sahabat utama Rasulullah SAW yaitu Umar bin Khathab -- semoga Allah ridha kepadanya-- berkata:
"Sesungguhnya aku benci jika melihat salah seorang diantara kamu berpangku tangan, tanpa amal, baik dunia maupun akhirat."
Maka jangan ditunda lagi, segera laksanakan rencana Anda, jangan menunggu besok apa lagi minggu depan, jika kita bisa melakukan sekarang maka lakukanlah, jika tidak ada maka carilah apa yang bisa dilakukan, jika masih tidak bisa isilah kekosongan waktu tersebut dengan hal yang bermanfaat, misalnya dengan membaca buku. Tentu saja tidak lupa dengan ibadah-ibadah utama lainnya.
Sedetik waktu terlewat, tidak akan pernah bisa kembali. Maka jangan sia-siakan waktu yang kita miliki. Pernahkan Anda mengenang waktu yang sudah lewat? Tahunan waktu yang sudah lewat seperti hanya sebentar, oleh sebab itu kita sering mendengar ungkapan, "seperti baru kemarin".
Oleh karena itu ada baiknya kita mengikuti apa yang dikatakan Ibnul Qayyim al Jauziah :
"Orang yang berakal adalah tahu bahwa dunia ini tidak diciptakan hanya untuk mencari kesenangan di dalamnya; karenanya, dalam kondisi apapun ia harus konsisten dalam menggunakan waktunya secara tepat."
"Suatu kemulian bagi diri untuk dapat berdiri dihadapan majelis pengasuh, Bapak Direktur, Asatidz wal ustadzat, rekan seperjuangan, serta adik-adik warga OPRH di moment yang bersejarah akhir kepemimpinan kami ini.
Tak banyak kata yang terucap selain ras terima kasih kami yang dapat kami titipkan di hati segenap para pembimbing, terkhusus selama kami mengemban amanah yang suci ini, walaupun disana-sini masih banyak kelemahan untuk menyempurnakan itu semua.
Adikku pengurus baru....., kini kamu telah dihadapkan kepada sebuah lorong waktu yang amat gelap, dimana disetiap sisinya kamu akan mendapati berbagai duri dan kerikil cobaan yang siap menerpamu, baik beruoa cemohan maupun makian, akan tetapi jangan kau takut...! karena duri ini adalah duri setangkai mawar yang harum, warna merahnya yang merekah bagaikan keberania untukbertindak bijaksana, yang senantiasa menjadikannya berkualitas dan menimbulkan suatu kecintaan kepadanya.
Terangilah lorong tersebut dengan cahaya mu'awanah kebersamaan, karena sewaktu-waktu kamu akan mendapati kemunafikan didalam jubah kewibawaan yang akan kamu sandanag.
Adikku pengurus baru......, kami yakin kamu lebih baik dari kami, Jadikannya penyesalan kami atas segala kekurangan kamu sebagai penyesalan awal diawal kepengurusan kalian saat ini, dan lengkapilah kekurangan itu dengan sepenuh hati.
Lihatlah sekililingmu, banyak orang yang tahu apa yang seharusnya ia kerjakan, namun alangkah sedikitnya mengerjakan apa yang ia tahu. Tahu saja tidak cukup, maka berbuatlah demi bumi waqaf tecinta.
Percayalah bahwa selalu ada kemungkinan dalam segala hal, tak peduli betapa gelap tampak. Angkat wajahmu tataplah segala kemungkinan yang ada, karena kemungkina itu selalu ada.
Bijaksanalah dalam berbuat dan bertuturkatarlah, jangan sampai perkataanmua melibihi kesanggupanmu, karena semakin bijaksana seseorang makin pandailah dia menjaga lisannya.
Adikku pengurus baru...., suatu ketika salaman al-Farisi pernah berkata;"Ingatlah Rabbmu disaat susah, ingatlah Rabbmu disaat memutuskan hukuman, dan ingatlah Rabbmu disaat tanganmu bergerak setelah bersumpah.
Maka ingatlah sumpahmu yang telah engkau ikrarkan, beribu pasang mata menjadi saksi hidup dihadapanmu saat ini. Berjuanglah dan berbuatlah, kami senantiasa membantumu.
Kepada rekan seperjuangan pengurus OPRH yang lama, ketahuilah..., bahwa perjuangan kita belum terhenti sampai disini.
Berbagai kewajiban masih terpampang lebar dihadapan kita, Jadikanlah amanah yang kita dapatkan sebagai produk yang amat berkualitas yang akan kita distribusikan untuk selanjutnya dimasyarakat kelak. Sebgai i'tibar, cobalah kita lihat seekor kuda dalam pacuan, ia akan berpacu untuk meraih kemenangan. Dan apabila ia menang dalam suatu perlombaan, maka ia kan senantiasa diberi kemapanan dan dijunjung bahkan diperlombakan keajang yanglebih bergengsi, begitu pula kita, anggaplah kepengurusan kita selam ini sebagai wadah latihan dan berpacu untuk menjadi yang terbaik, dan setelah kepengurusan ini, kita akan dihadapkan kepada ajang yang lebih bergengsi lagi, yaitu mempertanggungjawabkan apa yang selama ini kita ucapkan. Sesuaikah itu dengan perbuatan kita, karena hakikatnya seseorang biasa dihormati dimasa kepemimpinannya, akan tetapi alangkah luar biasanya jikalau ia dihormati setelah usai masa kepemimpinanya.
Cukuplah sudah apa yang telah dialami rekan kita yang lebih duhulu meninggalkan kita dari bumi waqaf ini, untuk selanjutnya kita doakan diri kita menjadi alumni yang husnul khatimah.
Kepada Adik-adikku warga OPRH, hari ini detik ini, kami takkan lagi menjadi pemimpin dihadapanmu. Setiap kali melihat tingkah lakumu kadang membuat kami prihatin. Kami berusaha sekuat mungkin untuk mengarahkan, dan membimbingmu menuju yang lebih baik, tetapi apalah daya, sampai disinilah kemampuan kami. Estafet kepengurusan akan dilanjutkan ke pengurus yang baru. Andai engkau tahu apa yang kami rasakan dan kami pikirkan, dan apa yang kami usahakan untukmu, tetapi tak usahlah kamu sampaikan hal itu, karena kami takut hal ini membebani pikiranmu.
Pengaduanmu, tangismu, senyumanmu, akan menjadi sebuah kisah yang tak terlupakan bagi kami, terukir abadi dilubuk hati setelah kepengurusan kami ini.
Terimalah kami..., terimalah kami selaku abang dan kakakmu yang mungkin pernah menyakiti hatimu, Kami merindukan cahaya kasih sayang dari sorot matamu yang mungkin selama ini masih kau simpan rona kedzoliman yang telah kami perbuat. Hamdi, handoko, pimpinlah sahabatmu..., pimpinlah adik-adikmu dengan baik dan bijaksana, karena kami kuyakin, kau berdua lebih baik dari kami. Tegakkanlah sunnah pesantren dan perjuangkanlah..., jangan biarkan ia runtuh.
Akhirnya kepada Allah SWT kami memohon pertolongan dihari dimana pertangungjawaban akan dituntut atas apa yang kami perbuat di yaumil akhir kelak, dan doakan kami agar kamimenjadi alumni yang husnul khatimah..! amien Ya Rabbal 'Alamin.Be the best in your organization dan good Job"!!
Ini adalah sambutan terakhir di akhir masa jabatanku selaku ketua OPRH dima'had, seakan masih terngiang ditelinga, sorakan adik-adikku yang saling mencuat satu sama lain, berteriak sambil berdiri demi memuaskan hasrat terpendam ketika salah seorang dari setiap bagian membacakan laporan didepan para hadirin ketika itu,Pastinya ada makna tersendiri dari setiap sorakan yang digemakan. Sekarang sorakan itu seakan kerinduan yang mendalam tatkala tiada lagi beban yang diamanahkan.
Rasa bahagia tak dapat disembunyikan tatkala kupersembhkan sebuah cenderamata kepada Buya Syahid, sesaat setelah adik-adikku pengurus baru diba'iat, dengan candanya yang hangat kusunggingkan sebuah senyuman haru dan bahagia yang mungkin takkan terulang kembali untuk yang kedua kalinya.
Akan kah ku masih dapat merasakan suasana itu.......
suasana dimana hitam putih cobaan, dapat dihadapi dengan cahaya kebersamaan.
semoga nantinya segala amalan yang telah diusahan diterima Allah SWT. amien..
Wassalamualaikum wr.wb
Ernyitan jangkrik laksana musik menemani
Sepoi dingin angin malam menusuk kulit seakan lentera menyelimuti,
menyertai pedih hidup ini
Ia membawa jiwaku melayang, terbang tinggi menuju khalayan yang tak pasti.
mendengarkan bisikan hatiku bergemuruh
Awan hitam sehilir mengikuti langkahku,
Seakan ia tahu suara jerit hati kuingkari
Ingin ku lewati lembar hidup yang tak indah,
Namun harus kujalani dan hadapi
Membawa pikiranku melayang menerawang, melintasi awan nan kelam.
Tanpa arah dan tujuan yang pasti...
Andai aku bisa menggapai semua angan dan sejuta impian
Kan ku buang jauh semua khalayan yang kini,
yang harus terbayang dihati.
Ya Allahi...
Ingin kucurahkan hati ini bersamamu,
menyelami kefanaan dunia yang sibuk dengan berbagai urusan hidup.
Ya Qayyum....
Teguhkanlah qiyamku dalam menghadapi kemelut kebimbangan
yang menghantui setiap waktu
Ya Rahman.....
Siramilah jiwa gersang ini,
embun kedamaian yang menyejukkan sendi-sendi perjuanganku di bumi waqaf ini
Ya Qodir.......
Seandainya memang inilah taqdirku, yang Kau nabatkan atas diri.
Berilah petunjukMu sebagai pelita menyinari kelamnya cobaan.
Tulisan ini kutulis saat ku sedang duduk didepan kamar, sekedar iseng-isengan saja tuk mengisi kekosongan ,yang mana ketika itu ku lagi ingin berbagi kisah, dengan buku agendaku berharap segala pikiran dan ide dapat terucrahkan dengan menuliskannya didalam catatan harianku.
ku beranggapan bahwa mungkin pertanyaan ku ini bisa terjawab suatu hari nanti, yaitu setelah ku memiliki banyaki pengalaman hidup. Tapi apakah mesti harus punya banyak pengalaman dulu baru dapat jawabannya?, kurasa tidak...mesti! tapi ku belum tahu alasannya ........
Awalnya sich hanya sekedar ingin disimpan di agenda pribadi saja....., namun mendengar dan mengingat banyaknya tulisan orang-orang saat ini yang bermula dari catatan pribadi....
sepertinya lebih menarik untuk kuterbitkan diblog pribadi, fbookku,agar lebih efisien. Denagn harapan ku akan mendapat masukkan dari yang lain yang sudi kiranya memberikan solusi atas pertanyaan ku diatas.
Walaupun sekelumit tafsiranku tentang hidup, telah ku paparkan .....
namun kiranya ada tanggapan dan jawaban yang lebih memantabkan diri dari kawan-kawan yang lain ....
Nah kira-kira apa pendapatmu kawan........???
Syukron Jazaakallah Khoiron.
Anakku.....
ketahuilah...
Hidup adalah melangkah, Maka jangan salah langkah
Hidup adalah bergerak, Teruslah bergerak, tentunya irama gerakaanmu harus benar.
Hidup adalah berjalan bahkan lompatan, jalan banyak terbentang, pastikan saudaraku berjalan pada jalan yang benar.Kalaupun mengadakan lompatan adalah lompatan kesuksesan.
Beranilah bercita-cta, karena cita-cita adalah seruan kehidupan.
Cita-cita adalah warna kehidupanmu, maka raihlah dengan sekuat tenaga dan dayamu
.anak-anakku....
Banyak orang mati sebelum waktunya Ia mati.
Hanya karena menganggap orang lain lebih bisa.
Hanya karena merasa orang lain lebih mampu, dan seterusnya.
Kau terlahir dengan keistimewaanmu
Ingin saya sampaikan kepadamu bahwa hidup adalah memilih ...
Maka pilihlah kehidupan dengan cerdas,
Karena setiap pilihan yang telah kau tentukan, ia punya konsekuensi dan berketetapanlah dalam memilih.
Dan yang paling menentukan itu semua adalah integritas, integritasmu berarti kepribadianmu, tingkah lakumu dan moralmu
(nasehat ust.junaidi)
Anak-anakku....
Allah Swt telah mengkaruniakan nikmat yang maha dahsyat dengan sebutan alumni pesantren Rh yang serat dengan pondasi yang kuat dengan ilmu agama, namun tidak kalah juga tentang ilmu duniawiyah bahkan telah memperoleh prosesi kehidupan yang haqiqi selama di pondok,
Untuk itu syukurilah dengan tetap istiqomah dengan nilai-nilai kehidupan ma'hadiyah dimana dan kapanpun juga
Bercita-citalah menjadi manusia paripurna atau insanun kamil dengan tujuan yang pasti, yaitu bahgia dunia dan akhirat, tidak ada kata frustasi atau putus asa dalam menggapai cita-cita.
Jadikanlah diri ananda hamba yang mukmin, muslim dan muhsin dengan hati selalu billah, fikiran selalu lillah, dan beraktifitas selalu fillah.
(created by Buya syahid)
Akhirnya anandaku dampai juga di kelas enam dan tamat, Ananda harus beda dari kawanmu yang tidak pernah di pesantren, karena "gosokan" kalian beda dengan gosokan kmereka,
Maka hasil "gosokan" pun pasti berbeda...
(ust. Rosidin)
Ini adalah Nasehat guru-guru kami yang diwakilkan oleh ketiga ustad diatas untuk kami yang telah menyandang beban moral sebagai alumni di ponpes AR RAUDHATUL HASANAH, untuk periode ke-18, sejenak membacanya mungkin terlihat biasa-biasa saja, sama seperti kata-kata motivasi dari motivator lainnya.
Namun bagi kami yang secara langsung dipesankan, ini merupakan lampu penerang setiap langkah menuju kesuksesan kami mendatang, bak lilin yang menerangi kami untuk melangkah saat tak ada lagi lampu lampu penerang yang menyala.
Terkhusus untuk sahabat-sahabatku seangkatan, maupun alumni terdahulu tulisan ini mungkin terlihat tidak relevan karena ditulis kembali dari buku agenda yang kita miliki bersama, Namun tujuan saya sendiri untuk mengingatkan kembali diri kita akan berma'nanya pesan yang mereka beri, dan bukan sekedar tulisan yang mungkin sebagian kita sudah membumikannya didalam kardus maupun dalam lemari masing-masing.
mengingat hari kemarin merupakan hari sejarah bagi seluruh guru di selruh pelosok, membuat saya termotivasi untuk menuliskannya kembali untuk mengenang sgala jasa yang diberikan oleh "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa " ini, dalam sebuah pesan yg mereka sampaikan kepada kami sebagai alumni RH.
SEMOGA TULISAN INI BERMANFAAT BAGI SEMUA YANG MENGHARGAI JASA-JASA PARA GURU DIMANAPUN BERADA, AGAR KIRANYA SEGALA AMALAN YANG TELAH DICURAHKAN KEPADA ANAK DIDIKNYA MENDAPATKAN BALASAN BAIK ITU DIDUNIA MAUPUN DIAKHIRAT KELAK...Amieennn...!!!!!
it broke human life in their days
atragic, illness, anger also emotion.
was like arage fire poured in heart
A Life was killed one by one only couse a conflict
Many victims died just to get a freedom
And the children losted their parents and love
A Tears was bathing their face white it never stop
Althought they haven't wrong have done...
What happent...?
What will justify it all...?
They lost a love....
They need a help and pity
Palistine was a quite land,
Palistine was a rich county
But you have broken their live
Subhannallah Didn't You Know...?
God created us to life together
what is the function for hostility you've done?
what did you get from your action...?
How a pity are they...!
calm down my belove palistine...
Kemudian ia mengambil sebuah ember kosong yang sudah dipersiapkannya dari tadi dan meletakkannya diatas tanah tepat didepannya,ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan.Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan kedalamnya.
Ia bertanya kepada peserta ddidknya "Andika , menurut kalian apakah ember ini telah penuh?"
Semua Andika menjawab serentak, "Ya,tentu saja sudah penuh!"
Kakak pembina itu bertanya kembali, "Sengguhkah demikian?"
Kemudian dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil.Ia menuangkan krikil-kerikil itu kedalam ember lalu mengocok-ngocok ember hingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu besar.
Kemudian sekali lagi ia betanya, "Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh ?"
Kali ini para andika terdiam. Lalu salah seorang dari mereka menjawab, "Mungkin tidak."
"Bagus sekali! Sahut kakak pembina itu.Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil.
Sekali lagi ia bertanya, "Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?
"Belum!" sahut para andika kompak.
Sekali lagi ia berkata,"Bagus.Bagus sekali!"
Kemudian kakak pembina tersebut meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya kedalam ember sampai ke bibirnya. Lalu ia menoleh kepada para anggota pramuka dan bertanya kembali, "Tahukah kalian, apa maksud ilustrasi ini?"
Seorang andika dengan semangat mengangkat tangan dan berkata,"Maksudnya adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita,jika kita mau berusaha sekuat tenaga, kita pasti bisa mengerjakannya."
"Memang benar pernyataan andika,"sahut kakak pembina tersebut,
Namun, bukan itu maksudnya,"lanjut sang pembina.
"Kenyataan dari ilustrasi mengajarkan kepada kita bahwa jika kita tidak memasukkan batu besar terlebih dahulu, kita tidak akan bisa memasukkan semuanya,"terang sang kakak pembina lebih lanjut.
Apa yang dimaksud dengan 'batu besar'dalam hidup kita? Anak-anak, pasangan hidup, pendidikan, hal-hal yang penting dalam hidup, mengajarkan sesuatu kepada orang lain, melakukan pekerjaan yang kita cintai, waktu untuk diri sendiri, dan kesehatan kita atau teman kita.
Ingatlah, kali pertama bagi kita adalah memasukkan'batu besar',jika tidak, kita akan kehilangan semuanya. Jika kita mengisinya dengan hal-hal kecil terlebih dahulu, hidup akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian kita tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya kita perlukan untuk hal-hal yang besar dan penting.
Oleh karena itu, bertanyalah kepada diri sendiri, "Apakah 'batu besar' dalam hidup say?" Setelah kita mendapatkan jawabannya segera kita kerjakan hal tersebut untuk kali pertama.
Tidak mungkin kita mengerjakan semuanya sekaligus. Tidak mengkin juga kita meraih semua yang kita inginkan. Buatlah skala prioritas, tugas mana yang harus kita kerjakan dan selesaikan terlebih dahulu. Mungkin dua atau tiga pekerjaan sekaligus bisa kita selesaikan dalam waktu bersamaan, namun dengan membuat prioritas kita akan lebih mampu mencapai titik optimal.
Terkadang kita tidak sadar dan bahkan termakan oleh waktu yang terlewati, sehingga tak salah pepatah arab mengatakan "Alwaktu kassaifi in lam taqtho'hu qotho'aka" waktu itu bagaikan pedang yang siap memotong kita seandainya kita tak dapat memanagenya.Mempertimbangkan prioritas bisa jadi karena tingkat kepentingan yang lebih tinggi, atau jenis pekerjaan yang lebih mudah terlebih dahulu. Misalnya, untuk pekerjaan yang terkait dengan aktivitas keruhanian bisa dijadikan sebagai aktivitas utama. Demikian juga pekerjaan yang lainnya yang mungkin tingkat kepentingannya lebih kecil bisa dikatagorikan sebagai aktifitas tambahan.
Dengan menyusun skala prioritas, yakinlah bahwa kita dapat melakukan banyak hal dengan hasil yang lebih baik,yang dengannya kita dapat mewujudkan segala angan dan tujuan masing-masing,terlebih menjadi santri yang excellent, dengan management waktu yang excellent pula.
Mudah Mudahan tulisan ini menjadi introveksi bersama , terutama dalam mengambil i'tibar di setiap kejadian yang terlintas di kehidupan kita sehari-hari.Amien.
Pertanyaan yang selalu kusebut dalam hatiku
Setiap kali kubertafakkur menghadap Sang Rabb...
Kata Orang aku seperti ini...
Kata orang aku seperti aku....
lagi-lagi kubertanya
Siapakah Diriku..??
Namun Tatakala ku menyadari
Ternyata hanya kekeliruan belaka
Mereka hendak mengelabuiku
Dunia bahkan tahu!
Siapa Diriku...
Makhluk yang penuh potensi
Tercipta sebagai khalifah di Bumi..
Mengapa ku harus bingung?
Jawabannya ada didiriku...
Seandai mereka tahu
Bahwa aku ada....
Maka Berbuatlah Niscaya kamu Ada....
Ada sisi yang kuat, ada pula sisi yang lemah.Manusia sebagai makhluk penuh potensi diri, harus selalu bertumbuh menuju aktualisasi dirinya. Manusia harus mengenali kedua sisi tersebut sebaik-baiknya. Sebab, mengenali diri sendiri adalah dasar dari tindakan-tindakan untuk meraih sebuah cita-cita yang besar.
Pernahkah Anda berfikir, bahwa tidak akan ada dua manusia yang sama persis si dunia ini? Saya yakin, Anda mungkin berpikir bagaimana dengan anak kembar.Coba Perhatikan, ternyata anak kembar sekalipun sifat dan kesukaan mereka berbeda, walaupun wajah keduanya sangat mirip. Setiap orang memiliki keistimewaan dan bakat yang berbeda.
Mengenal cara menemukan bakat, saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh Rick Warren(penulis buku Purpose Driven Live) bahwa kita harus menanyakannya kepada Sang Pencipta.Ini sangat wajar karena sebagai Sang Pencipta,Dialah yang paling mengetahui dalam bidang apa kita harus berkarya di muka bumi ini.
Hal ini sama persis dengan seorang pencipta sebuah alat yang mengetahui secara persis bagaimana cara menggunakan atau mengoperasikan alat tersebut sehinggan memiliki kinerja yang maksimal. Untuk itu, kita harus tekun berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengenai kehendakNya bagi hidup kita. Melalui ayat ayat Nya dalam kitab suci, merenungi segala ciptaan-Nya, dan selalu mengingat atau berzikir kepada-Nya adalah beberapa usaha nyata agar kita tahu dan yakin terhadap bakat yang kita miliki.
Selain itu ada sejumlah cara, metode, atau alat bantu yang bisa digunakan untuk menemukan talenta kita. Saudara-saudara yang berprofesi sebagai psikologi dapat sangat membantu dalam hal ini meskipun tidak selalu akurat. Dr. John C Maxwell pernah mengajarkan sebuah pendekatan untuk menemukan talenta seseoarang.Maxwell menyarankan agar kita mencari bidang pekerjaan yang membuat kita bergairah (passion) atau bidang keahlian kita yang paling menonjol (strength).
Coba kita perhatikan lingkungan sekitar kita, Ada orang yang dilahirkan dengan tingkat kecerdasan (IQ) yang jenius, superior, rata-rata, dan di bawah rata-rata. Mungkin kita memiliki teman yang biasa-biasa saja,namun justru sukses berbisnis. Bahkan mungkin ada teman kita yang pintar dan sukses dalam studinya, namun ia gagal dalam kehidupannya. Ia melamar pekerjaan kesana kemari, namun tidak juga mendapatkannya. Semua orang bisa sukses, bergantung pada caranya bersikap, berkepribadian, dan berusaha mengasah talentanya dalam menghadapi persaingan hidup yang semakin keras.
Setiap manusia diberikan keunikan masing-masing.Keunikan inilah yang memberikan kelebihan kepada kita. Populeritas tidaklah menunjukan seseorang itu lebih baik. Setiap orang memiliki kelebihan yangtidak dimiliki orang lain. Jangan iri dan kecewa jika orang lain memiliki keunggulan dalam bidang tertentu, karena sesungguhnya kita juga memiliki keunggulan yang berbeda.
Para sahabat Rasulullah SAW pun memiliki keunikan masing masing. Lihatlah Umar ra dan Abu Bakar ra.Keduanya tidak memiliki karakter yang sama meskipun sama-sama termasuk manusia unggulan setelah para nabi. Keduanya berbeda, tetapi dua-duanya unggul.Umar ra dikenal sebagai tokloh yangkeras dan tegas, sedangkan Abu Bakar ra dikenal sebagai orang yang lembut dan penuh perasaan.
Bilal dikenal karena suara merdu dan konsistennya, Salman Alfarisi masyhur dengan kemampuannya sebagai arsitek ulung, Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai Pedagang yang sukses.Ali ra dikenal sebagai pintu ilmu,dan masih banyak contoh lainnya, Yang jelas kita bisa melihat bahwa mereka adalah orang-orang unggul dengan keunikannya masing-masing.
Kita pun sama, Kita memiliki keunikan yang menjadikan kita sebagai manusia unggul. Tidak jarang seseorang menjadi rendah diri saat ia tahu dan melihat keunggulan orang lain. Padahal sesungguhnya ia bukanlah orang yang tidak memiliki kelebihan, melainkan belum menggali potensi yang ada pada dirinya. Kita semua memiliki keunikan. Oleh karena itu, menjadi besarlah dengan keunikan yang kita miliki.
Ada pepatah mengatakan "Bahwa orang berbeda itu bukan berti sukses, namun orang sukses itu sudah pasti berbeda ",nah kita terkadang selalu beranggapan bahwa perbedaan suku,budaya,agama,ras maupun jenis merupakan faktor-faktor yang mengakibatkan kita sulit untuk berkembang dan maju.Ternyata hal tersebut bukanlah faktor kegagalan yang kita alami,melainkan pola pikir yang kian menyalahkan diri tatkala kita mengalami kegagalan.
Semoga kita dapat memacu potensi diri kita,untuk hidup dalam lingkungan yang benar-benar hidup untuk maju.Amien..
"betapa adilnya ALLAH ya frend...begitu banyak manusia bisa diaturnya....dengan amat teliti&cermat
sampai kepada sesuatu yang kita sendiri sajapun tak tahu maksud dan tujuannya....
coba kite..jangankan ciptaannya,diri kitapun terkadang susah tuk kita atur yach!
ujarnya dengan penuh takjub.
loch tak biasanya NT bercerita topik yang begituan...
emang ada angin apa yang membisikkan tuch ketelingamu....
Sindirku sedikit bercanda ....
Begini frend ....ane sangat bersyukur kepada Allah yang telah menciptakan ane apa adanye...
soalnya...ane pernah berkeinginan ketika kecil dulu memiliki janggut seperti abang saya yang
tampak lebih berwibawa dan keren....
apalagi kata-katanye yech..orang berjanggut tuh disenangin banyak wanita,sempat terpikir olehku seandainya aku besar nanti kuakan memiliki janggut seperti mereka,
tetapi kenyataannya sekarang berbeda dengan apa yang pernah terbayngkan ,aku sama sekali tak memilki setangkai janggut didaguku.
lantas kusempat berupaya untuk menumbuhkan janggut tersebut,walau hanya setngkai sekalipun
dengan berbagai saran yang diberikan teman-teman
Ada yang menyarankan pakai biji kemiri yang dibkar langsung ,dan ditaruh sebelum tidurlah
ada pula yang menyuruh pakai minyak firdaus saja,karena telah teruji keampuhannya"
terlebih lebih lagi ada yang menyarankan pakai saja celak alis untuk menghitamkannnya..."
aku berharap mengurangi kekurangn yang sering teman-teman lontarkan kepadaku dengan adanya janggut yang selama ini kuidam-idamkan .
jadi aku bingung harus mendengarkan yang mana!!!
lantasku sering dengar teman-teman menyindirku dengan lakoban "Buya",ntah apa maksudnya kutak tahu apa yang mereka ucap.
Sejenak ku merenung,ternyata mereka memberikan lakob tersebut semata-mata mereka menganggap bahwa kusangat mirip dengan "Buya" yang sering berceramah dimasjid dengan berperaawakan Badan besar ,kulit agak hitam dan pastinya ada janggut tebal didagunya ,takubahnya aku adalah kembaran buya,
jadiku sering disindir dengan lakob Buya Baru....
diumurku yang relatif muda ini dah barang tentu kutak ingin orang menganggapku tua,palagi dengan Buya yang umurnya jauh lebih tua dibandingkan diriku,
Lantas kuberpikir....,seandainya saja ku memiliki janggut...apakah tak akan menambahkan lakob yang selama ini menyelimutiku...sedangkan tanpa janggut saja ku dah dikatakan tua palagi memiliki janggut ...bisa-bisa bukan lagi lakob Buya yang kusandang...mungkin lebih dari itu ..."SYAIKH MASJIDIL HARAM BARU".wach.....bisa gawat tuch....,memang sich dari segi ilmu kusangat ingi seperti mereka ,tetapi diusiaku yang masih berumur jagung ini siapa yang tak risih dikatakan tua.
Nach disini lah letak kekagumanku akan kebesaran ALLAH...
Ia dapat memikirkan apa yang tidak kita ketahui akibat yang mungkin akan kita terima seandainya ketika berbuat sesuatu....
Coba saja seandainya kumenuruti Hawa Nafsuku....
Kutak tahu apa yang akan terjadi setelahnya....!
THANKS ALLAH...!!!!
Ujar sahabatku seraya menatap senja dilangit.....
Ku mendengarkan ceritanya dengan penuh takjub akan kesadaran dirinya
Di satu sisi kutelah mendapati sosok yang lain dari biasanya....
Ia telah melewati satu langkah menuju Tahap-tahap Kesuksesan ,yang mungkin tak mudah bagi kita
untuk menghadapinya,
Mungkin hanya kembali kepada Allah lah satu-satunya jalan yang akan membawa kita kembali
kepada hakikat kehidupan sebenarnya.....
SEMOGA KITA TERMAKSUD HAMBA-HAMBNYA YANG BERSYUKUR....AMIEN!!!
(mahmoud el-noor)
Follow Me!
Pengunjung
Contributors
- Unknown
Categories
Archives
-
▼
2009
(40)
-
▼
Desember
(12)
- "Tinggalkan Beban, Sambutlah Hari Baru"
- Love For Palesitine
- Nasehat Guruku...
- My Litle Note In Mind ( Tafsiran Hidup )
- Mengenal Cinta
- Sehening Malam
- Sambutan Terakhir, Diakhir masa bakti
- Waktu Adalah Pahala
- Aurora cinta yang terbungkam
- Merobohkan Benteng Penghalang Impian.
- The power Of "Wudhu"
- Kisah Perjuangan Kami
-
▼
Desember
(12)