Detak arloji berlari di dinding hati berlumut
mendesak malam yang selalu saja berkabut
untuk kali ke sekian aku mencoba terjaga
mendesahkan kembali dengung zikir alif kembali ke alif
memahatkan kembali sembilan puluh sembilan nama-Mu
tapi untuk kali ke sekian pula tubuhku masih saja mengerang
hati tetap berlumut sedang detak arloji berlari mengejar
kembali untuk kali ke sekian aku menggelepar di padang sujud
Mahmoud el-Ahmady
Pengembara Jati Diri
Menyemai Hikmah Kisah
24/05/10
This entry was posted
on Kamis, 27 Mei 2010
at 05.13
and is filed under
Puisi,
Refleksi,
renungan
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.