Hitam malam tak sehitam kalut hatiku
menyulam jejaring menepis ragu
aku kembali ingatkan sebuah misteri
antara aku dan jiwaku yang berlari
menuju liku pengembaraan panjang menanti kasih
antara aku dan Rabbku satu dalam muhasabah cinta
dingin angin tak sedingin kaki tanganku yang menggigil
kokohkan azzam yang terus terukir
dalam benak kecilku ...
aku kembali menopang dahan asa
yang mulai kerdil memompa jiwa
menyambut seruan pada Tuhan Semesta
bagaimana mungkin aku lepas kendali?
adakah syaithan menyertai?
ataukah hanya ilusi?
namun, sudahku enyahkan diri
berlari meninggalkan sepi
berseling semak belukar
menabuhkan gema takbir, tahlil, tasbih
di laman kubah kebesaran
adakah khilaf samarkan hati?
bagiku dunia adalah pengembaraan
yang beristirahat di bawah pohon kemudian beranjak kembali
selalu ku ingin hiasi penuh dengan kata-kata cinta
antara aku dan Sang Maha Pengasih
di atas sajadah cinta
mengukir sejuta rasa dan asa
aku ingin berlari
tiada henti, langkahkan kaki
membawa panji kebesaran-Mu Ilahi
aku ingin seperti mereka
tegakkan izzah torehkan sejarah
menatap indah 1001 kisah
yang sempat terlupa oleh peradaban dunia
bahwa disanalah awal mula tahta berkuasa
aku ingin ungkapkan jiwa
kala kata tak mampu mengungkap rasa
kala dusta telah meraja
kala jujur tak lagi merona
kala pikir bingungkan logika
kala santun menuai prosa
kala hasad hanguskan dahaga cita
maka pena inilah jawabannya
ya, aku telah menyadarinya
ketika ku mulai menyadari
bahwa dengan pena inilah ku berubah
mengubah diri dengan kata-kata
membangun awan mimpi yang lama membuncah
tanpa terasa, telah membawaku terbang tinggi
menerawang kembali sejuta pesona
antara aku dan Tuhanku
ketika aku mulai menyadari
bahwa tiada pencipta kata, rasa, cinta, dan cita
Puja puji hanyalah kepada-Nya
menyelimuti tujuh petala langit dan bumi
kuuntai puspita salam kesejahteraan
semoga mewangi di pangkuan sang penyejuk alam
Ilahi, sadarkan aku tentang diriku
Ilahi, sadarkan aku tentang jiwaku
Ilahi, sadarkan aku tentang cintaku
bahwa Engkaulah Pencipta semua rasa itu
dan kini sedikit Kau buka tabir wangimu
perkenankan aku adukan 99 lapis hatiku
Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
Mengeja Hikmah di setiap kisah
12/05/10
This entry was posted
on Rabu, 12 Mei 2010
at 16.35
and is filed under
Kisah-Q,
Puisi,
Refleksi,
renungan
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.