Pernahkah kau coba menerka
Apa yang tersembunyi disudut waktu
Meneguk embun kerinduan dalam dada
Mengeja hitam putih dalam hati
Sebait ini kulukis sejuta pesona
Yang sempat merona dalam jiwa
Tentang mereka yang tersudut di ujung senja
Tentang mereka yang terbias dalam pelangi peristiwa
Tentang mereka yang mengurung ditempurung selaksa
Masihkah enggan kau hiraukan?
Terbersit bayang-bayang damai disudut matanya
Meledak dalam telaga kerinduan
Ia berdiri tegak di atas bukit mimpi
Mengharapkan awan tersisa sehabis hujan membasahi
Menantikan sebuah nama yang melaman cinta-Nya
Selama musim belum bergulir
Sejauh batas pengertian
Jaring kebekuan cinta tersekat di dinding kepongahan
Acuh di atas kebimbangan
Kulihat tetapak seberkas ladang kehidupan
Memopoh tubuh kecil dan membungkuk
Menggenggam ilalang menyeruak
Ah, kau pasti terhenyuk
Melihat senyumnya yang meliuk
Indah…, sejuk….
Tidakkah kau mendapati ia
Bersenandung bersuling bambu
Sorot mata dalam menyimpan rindu
Pernahkah kau mencoba membaca?
Genderang pepadi yang ia tabuh
Masih ada waktu saling membuka diri
Lihatlah sejenak ranum pesona
Di syurga selakar ini
Bersinggahlah, saat kau gundah
Menghirup sejuk embun pagi
Merasakan hangat mentari
Menjejaki tanah di kaki bukit ini.
Nb:Terinspirasi setelah mendengar Lagu Ebit G Ade "Cinta Sebening Embun"
mengobati kerinduan pada hijau suasana di Simpang Selakar.
Mahmoud Al-Amir
Sabtu, 28/08/10
Apa yang tersembunyi disudut waktu
Meneguk embun kerinduan dalam dada
Mengeja hitam putih dalam hati
Sebait ini kulukis sejuta pesona
Yang sempat merona dalam jiwa
Tentang mereka yang tersudut di ujung senja
Tentang mereka yang terbias dalam pelangi peristiwa
Tentang mereka yang mengurung ditempurung selaksa
Masihkah enggan kau hiraukan?
Terbersit bayang-bayang damai disudut matanya
Meledak dalam telaga kerinduan
Ia berdiri tegak di atas bukit mimpi
Mengharapkan awan tersisa sehabis hujan membasahi
Menantikan sebuah nama yang melaman cinta-Nya
Selama musim belum bergulir
Sejauh batas pengertian
Jaring kebekuan cinta tersekat di dinding kepongahan
Acuh di atas kebimbangan
Kulihat tetapak seberkas ladang kehidupan
Memopoh tubuh kecil dan membungkuk
Menggenggam ilalang menyeruak
Ah, kau pasti terhenyuk
Melihat senyumnya yang meliuk
Indah…, sejuk….
Tidakkah kau mendapati ia
Bersenandung bersuling bambu
Sorot mata dalam menyimpan rindu
Pernahkah kau mencoba membaca?
Genderang pepadi yang ia tabuh
Masih ada waktu saling membuka diri
Lihatlah sejenak ranum pesona
Di syurga selakar ini
Bersinggahlah, saat kau gundah
Menghirup sejuk embun pagi
Merasakan hangat mentari
Menjejaki tanah di kaki bukit ini.
Nb:Terinspirasi setelah mendengar Lagu Ebit G Ade "Cinta Sebening Embun"
mengobati kerinduan pada hijau suasana di Simpang Selakar.
Mahmoud Al-Amir
Sabtu, 28/08/10
This entry was posted
on Selasa, 31 Agustus 2010
at 07.32
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.