Tatkala ku terundung resah
orang-orang menari indah
kisahkan sejuta canda dan tawa
bersama titian mimpi melaman cita
akankah kau dapat merasakan itu?
Tatkala ku mencari jalan
telusuri penatnya cobaan
cuba ku kelamkan sejenak
dalam tarian alam cintaku pada-Nya
tahukah kau tentang diriku dalam diam?
Tatkala ku mencoba berlari
dari serpihan kaca elakkan diri
menghadangku tanpa henti
bilamana ku harus meratapi tanpa arti
akankah kau dapat menemani?
Ku dengar angin yang menyapa dan berbisik
kau umbar petala senyummu yang hambar
umbar kata
umbar rasa
umbar kisah
tentang diriku disini
tanpa kau sedari ku kehilangan arti
yang hendak ku raih untuk saat ini
Namun kau coba hentikanku dalam mimpi
indahnya awan yang sedang menghiasi hitam hatiku
kau hanya berhias kata
tebarkan sejuta pesona dan raga
kisahkanku dengan penuh gelora
namun bukan sebenarnya
Mungkin, hanyalah aku dan Tuhanku
yang tahu benar akan diri dan isi hatiku
kau tak mampu berujar
namun tetap saja berkelakar
umbar celah yang menganga
ditepian hatiku yang semakin tersiksa
dengan kata-kata
Hanya aku dan Tuhanku yang tahu
isi hatiku
isi kalutku
isi ronaku
namun, mengapa kau tebar sembilu
bersama mereka mengumbar keluh
tanpa kau sedari aku
menitip salam kasihku padamu
Hanya aku dan Tuhanku yang tahu
nuraniku yang tipis
tipis iman
tipis rasa
ungkapkan gelora.
[Ku dedikasikan teruntuk hati yang terlanjur resah dengan kata-kata. Namun mencoba untuk bangkit dengan segenap asa dan rasa. Marilah untuk mengerti walaupun hanya mampu bertepi dipucuk hati ini]
Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
14/04/10
This entry was posted
on Sabtu, 17 April 2010
at 02.24
and is filed under
Puisi,
Refleksi,
renungan,
Sajak
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.