senyummu tiada menipis keraguan
tatkala semu meramu satu dalam dada
tak sepantasnya kau datang di saat aurora itu telah hilang
dari dirimu yang tiada bintang bertandang
kehadiranmu tak mampu lepaskan hasrat
dengan jejaring sabar yang kian memudar di atas tepi
aku telah kehilangan sayap-sayap asa
dengan sikapmu yang melumat lara
Namun kau tetap hadir
di saat putih tak lagi hapuskan hitam
di saat hatiku tak lagi berlabuh menantimu dalam kelam
di saat rasa itu tak lagi menjamur di bilik hatiku yang terdalam
Namun kau tetap enggan
akui sikap yang mengumbar bara sepi
di setiap penantian yang bertabur duri
mengoyak harapan yang ku nantikan dahulu
Sudahlah,
pergilah...
tiada lagi arti yang kau tabuh
menjamah rindu yang telah ku buang jauh
setelah kau tak lagi pedulikan rasa itu dari diriku
aku kan mencoba berdiri walau rapuh
aku kan tegak walau tidak sepihak
menyulam mutiara harapan di tepi laut
menatap indah senja yang larut
jauhkan ku dari suram kalut
Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
24/04/10
This entry was posted
on Sabtu, 24 April 2010
at 08.27
and is filed under
Puisi,
Refleksi,
renungan
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.