"Man Jadda Wajada", Jargon ala santri yang menginspirasi.  

Posted by Unknown in , ,

"MAN JADDA WAJADA", itulah judul buku yang kini telah saya miliki dan alhamdulillah telah saya ikutin pelatihannya. Bersama penulisnya,Hyperlink ke Ust. Akbar Zainuddin, saya mendapatkan banyak hal dan motivasi baru dalam menyelami sela kehidupan yang akan saya hadapi kedepannya. Selama dua hari menjadi panitia dan asisten beliau, sekaligus mengikuti pelatihan yang ia berikan, merupakan kesyukuran yang teramat besar dapat secara langsung bertatap muka dan bersenda gurau dengannya. Melihat selama ini saya hanya mengikuti catatan yang beliau tuliskan di facebook dan perjalanan pelatihan lewat foto yang di upload, menjadikan saya berkeinginan kuat untuk bertemu dan mendapatkan ilmu lebih banyak dari sekedar catatan yang pernah saya baca. Inisiatif mendatangkan penulis buku “MAN JADDA WAJADA” sudah lama terngiang, setelah berdiskusi panjang bersama kabid Pengasuhan santri Ust. Junaidi dalam hal mengisi kekosongan santri/I kelas V menjelang acara yudisium yang sebentar lagi akan berlangsung. Hal ini baru pertama kali dilakukan, dalam upaya peningkatan mutu dan pendidikan, khususnya dalam hal mengasuh dan mendidik jiwa kepemimpinan dalam benak santri/i. tentunya ide ini disambut meriah oleh santri/I juga guru-guru pondok yang mendapatkan kesempatan itu. Setelah sebelumnya juga telah dihadirkan penulis yang tak kalah populernya untuk saat ini, Ahmad Fuadi dengan novelnya Negeri 5 Menara yang sempat memberikan motivasinya kepada adik-adik 3 bulan yang lalu.

Tidak jauh berbeda dengan Kang Abik dan Akh. Ahmad Fuadi. Ust. Akbar Zainuddin juga menjadikan mantra “MAN JADDA WAJADA” sebagai jargon yang memotivasi beliau dalam hal meraih mimpi dan kesuksesan. Kalimat pertama dalam pelajaran Mahfudzat yang dipelajari oleh santri/I kelas I pondok ini, telah menjadi sihir tersendiri bagi mereka yang kini menggenggam kesuksesan lewat karyanya. Terbukti Kang Abik dengan Ayat-Ayat Cintanya (baca-biografi “The Inspiring Life Of Habiburrahman el Shirazy), dengan lantangnya menjadikan sihir MAN JADDA WAJADA sebagai bekalnya memunculkan karyanya yang fenomenal itu. Juga Ahmad Fuadi dengan Negeri 5 Menaranya, yang berani mengungkapkan sisi dibalik kehidupan santri pondok yang penuh misteri dalam mencapai cita-citanya, juga dikarenakan mantra MAN JADDA WAJADA. Kini, dengan adanya buku MAN JADDA WAJADA-nya Ust. Akbar Zainuddin, seakan menjadi pelengkap juga perangkum makna spesifik dari kalimat yang konon telah menjadi jargon santri dimanapun itu. Pastinya dengan penjelasan-penjelasan lain dalam mengungkapkan petuah juga syair dalam pelajaran Mahfudhzat. Buku ini secara mendalam menjabarkan juga menuntun mereka yang ingin meraih kesuksesan ala santri pondok.




Lagi-lagi saya mendapatkan pengalaman luar biasa selang dua hari ini. Mendapatkan kepercayaan mendampingi Ust. Akbar sekaligus menyerap energy poisitif yang ada didalam dirinya. Seperti halnya Ahmad Mujib ketika mendampingi abangnya, Kang Abik, setiap kali mengikuti kajian, juga kunjungan-kunjungan kepelbagai tempat untuk mengisi undangan. Begitu bangganya ia, terlebih menyadari bahwa abangnya adalah penulis tersohor. Bukan karena pamor abangnya itu yang ingin ia manfaatkan, namun keinginannya untuk menyerap sebanyak-banyaknya ilmu dari abangnya itulah yang kini ingin saya teladani. Mengingat waktu dua hari adalah waktu yang amat singkat, segera saya menyadari bahwa saya hendaknya bergegas dan sigap menyikapi waktu. Terlebih bukan hal mudah untuk bertatap muka secara langsung dengan Ust. Akbar, mengingat ia telah menjadi orang penting dan pastinya waktu yang ia gunakan haruslah dipergunakan sebaik mungkin untuk menyaingi kepentingannya. Ya, saya harus segera memanfaatkan waktu ini untuk kembali menjadi hamba ilmu kepada empunya ilmu. Maka, ingin rasanya saya menceritakan kembali perjalanan dua hari ini kepada para pembaca dan sahabat tercinta untuk sekedar berbagi wejangan yang telah saya dapatkan khususnya selama mengikuti pelatihan yang Ust. Akbar tebarkan dibumi waqaf tercinta.

Sekilas membaca curriculum vitae yang ada di bagian belakang buku MAN JADDA WAJADA.

Akbar Zainuddin lahir di Banyumas Jawa Tengah. Selepas Sekolah Dasar dia melanjutkan pendidikannya di Pondok Modern Gontor, Ponorogo. Pendidikan Sarjana ditempuh di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah (dulu, masih bernama IAIN), kemudian melanjutkan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya, mengambil konsentrasi Manajemen Pemasaran.
Sejak di Pondok Modern Gontor dia suka menulis, menjadi redaktur di penerbitan Pondok, kemudian sebagai redaktur di penerbitan kampus. Bidang kepenulisan yang ditekuninya adalah manajemen, pendidikan dan motivasi. Tulisannya tersebar di beberapa majalah mulai dari SWA hingga Majalah Gontor.

Sekarang, selain mengelola perusahaan di bidang konsultasi manajemen, ia juga memberikan berbagai pelatihan di bidang manajemen, motivasi, kepemimpinan, dan pengembangan diri. Klien yang pernah mengikuti pelatihannya tersebar, mulai dari perusahaana swasta hingga kalangan pemerintahan di berbagai kota di Indonesia.


Baik, itulah sekilas perjalanan hidup beliau. Dan kini saatnya saya ingin berbagi wejangan yang telah saya dapatkan dari sosok beliau yang humoris dan cerdas. Materi yang beliau sampaikan adalah tentang “Memanfaatkan Potensi Diri”. Berikut pelajaran yang saya dapat dari beliau

Membuka Potensi Diri

Jarrib Walaahidz Takun ‘Aarifan
(Coba dan Perhatikan, Niscaya Engkau Akan Mengerti)

-> Yakni, mengamati dan merasakan secara langsung hal-hal apa yang membuat kita senang untuk melakukannya. Menyadari potensi diri dan jangan sampai kita merasa puas dengan potensi yang kita miliki untuk saat ini, namun tetap mencari hal-hal baru dan mengembangkannya lebih kreatif. Pastinya dibarengi dengan meluaskan network (jaringan kerja) kepada orang yang lebih ahli.

Kenali Kelebihan dan Kekurangan

La tahtaqir man duunaka falikulli syain maziyyat
(Janganlah Engkau menghina orang lain, karena setiap orang mempunyai kemampuan masing-masing)

->Setiap orang mempunyai kemampuan dan kelebihan yang berbeda-beda. Maka hendaklah kita fokus pada bagaimana meningkatkan kelebihan yang dimiliki. Jadikan kelebihan itu sebagai SUMBER KEUNGGULAN BERSAING. Ada kelemahan yang bisa ditutupi, ada juga yang sulit untuk dibenahi, ataupun tidak bisa karena sudah “pemberian Tuhan”. Kelemahan, jika tidak terlalu prinsipil, akan tertutup oleh kelebihan yang dimiliki. Tuliskan, nikmat TUHAN apa yang telah kita dapatkan hingga HARI INI?

Cobalah untuk berpikir Positif!

Wa ‘ainur-ridha ‘an kulli ‘aibin kaliilatun,
Kamaa anna ‘aina-ssukhti tubdi-l-masawiya
(Jika kita melihat sesuatu dengan positif, maka semuanya akan terlihat baik. Sebaliknya, jika kita melihat sesuatu dengan negatif, maka semua yang tampak adalah kejelekan)

->Memandang hidup sebagai sebuah keindahan yang luar biasa. Setiap sesuatu, baik peristiwa atau orang mempunyai sisi positif dan negatif, pandanglah dari sisi positifnya. Jangan berprasangka negatif terlebih dahulu terhadap suatu hal, jangan sampai pikiran negatif menutupi mata hati kita


The Miracle is YOU!

Al jaddu bil jiddi wal hirmaanu bil kasali, fanshab tushib ‘an qariibin ghayatal amali
(Kesuksesan akan didapatkan dengan kerja keras dan kegagalan terjadi karena kemalasan, bersungguh-sungguhlah maka Engkau akan dapatkan dengan segera apa yang dicita-citakan)

->Jangan menunggu keajaiban. Keajaiban itu ada pada diri kita, The Miracle is You!. Mulailah bekerja memanfaatkan keajaiban kita.

Lupakan Masa Lalu

Lan tarji’al ayyamul-latii madhat
(Hari-hari yang sudah berlalu itu tidak akan kembali)

->Masa lalu biarlah menjadi catatan dalam hidup kita. Jika kita pernah melakukan suatu kesalahan, biarlah itu menjadi pelajaran agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama. Semua orang pernah melakukan kesalahan dan kebodohan. Hilangkan dendam, maafkanlah

Membangun Impian

Idza shadaqal ‘azmu, wadhahassabiilu
(Jika keinginan sudah terbentang, akan terbuka jalan untuk mencapainya)

->Punya cita-cita juga tujuan hidup yang lebih jelas akan membantu menunjukkan arah hidup kita.Menunjukkan jalan kalau kita sedang bingung mau mengerjakan apa. Agar kita mempunyai fokus terhadap satu tujuan yang jelas, tidak berbelok-belok



Percaya dengan kemampuan diri sendiri

Innal Fataa man Yaquulu Ha anadza,
walaisal fata man yaqulu kaana abiii
(Sesungguhnya seorang pemuda sejati adalah pemuda yang menyeru: “INILAH SAYA”, bukan yang sekedar membangga-banggakan orang tuanya)

->Semua orang mempunyai kekurangan, nikmatilah!. Fokus pada meningkatkan kelebihan, bukan menutupi kekurangan. Yakin dengan kemampuan yang kita miliki dan jangan ragu untuk melangkah.

Dan masih banyak lagi yang beliau sampaikan, namun kiranya tak memungkinkan saya untuk menuliskannya dinote ini. Sungguh pelajaran hidup yang patut di refleksikan dalam keseharian diri. Maka pengalaman ini senantiasa akan tetap saya cari dalam menggali potensi yang saya miliki, pastinya dengan mantra ala santri "MAN JADDA WAJADA".

Selamat menjalani...!!!

This entry was posted on Minggu, 27 Juni 2010 at 05.38 and is filed under , , . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar