[Based on true story.2] ~Mengukir hikmah dibalik sedihmu~  

Posted by Unknown in , , ,


Betapa jauh jalan harus kutempuh
membuatku letih
lalu cuaca semakin sukar kuterka
menghadang langkah
aku ingin singgah saja
berteduh pada salah satu rumah yang kulintasi

riak cemas wajahmu
tergambar jelas pada langit buram
memberiku kekuatan
badai harus kuterjang
sebelum semuanya direnggut malam

jalanan panjang melurus niatanku
dengan sedihmu yang ditinggal rembulan hati
tak sanggup ku bayangkan rancu perasaanmu
kala cahaya hidup pergi dan takkan kembali

berharap,
ku mampu memberikan embun doa
dilorong hatimu yang kian padam
di tinggalkan matahari yang tenggelam
ditelan senja..

berharap,
ku mampu menyatukan serpihan sedih
di retak wajahmu yang sembab memilu tangis
di atas nisan matahari dan bulanmu yang membisu

adikku,
tabahkan hatimu,
doakan mereka semoga diterima disisi-Nya
aku hanya dapat mengukir kisah
dibalik samudera hikmah
untuk dirimu dan diriku..



Muhammad Nur
28/04/10
*Pengukir Hikmah dalam setiap kisah*

Malam tadi adalah malam penuh hikmah bagiku. Bagaimana tidak. sore itu terdengar olehku kabar meninggalnya ke-dua orang tua salah seorang santri di pesantren yang kini duduk dikelas 5. Sebelumnya, ibunya yang kritis lantas meninggal ditempat akibat kecelakaan di labuhan batu. Menyusul dua hari selanjutnya, ayahnya ikut menyusul ibunya dalam kejadian yang sama setelah dirawat 2 hari di rumah sakit tanpa sadarkan diri. Sembari dengan itu. Aku diajak bersama rombongan guru mewakili pondok untuk mentakjiahi ahl musibah di sana. Dalam perjalanan tak elak ku berpikir dan merasakan bagaimanakah perasaan adikku itu bersama ketiga saudara-saudarinya. Ditinggalkan kedua orang tua sekaligus. Sudah pasti perasaan kalut, sedih, menjamah hati mereka.

Kini hal itu ku kembalikan kepada diri, sembari sadarkan diri akan musibah yang mereka alami. Apa jadinya kalau hal tersebut datang menghampiriku? Apakah ku mampu menahan perasaan sedih dan kalut?. Mengingat jasa tanpa pamrih kedua orang tua yang telah mendidik dan mengajariku arti hidup.
Lantas, ku teringat dengan perjalanan ku kemarin hari. Ketika aku kehilangan helm dan berusaha menepis kesedihan yang sempat menghampiri. Dan malam tadi, hikmah itu seakan menjamah hati dan pikiranku dengan kejadian yang hampir serupa. "KEHILANGAN". Ya, kehilangan kedua orang tua. Allah telah membuka cakrawala berpikirku dengan wafatnya kedua orang tua adikku ini. Allah seakan membimbingku dengan perjalanan malam tadi. Mengeja hikmah dibalik musibah yang telah dialami oleh adikku itu.

Dalam perjalanan yang jauh, Medan-Labuhan batu. 6 jam lamanya perjalanan yang membuatku bertanya tanya sembari mengaitkan-ngaitkan fenomena yang telah terjadi 2 hari ini. Antara kehilangan helm dan kehilangan kedua orang tua. Betapa jauh perbedaan itu, namun pada hakikatnya sama, yakni "Kehilangan". Mengapa aku harus sedih dengan kehilangan helm, toh kini aku melihat adikku kehilangan kedua orang tua sekaligus.

Mungkin dengan inilah, mata hatipun terbuka. Bahwa kehilangan tidak selamanya harus menjadikan ku lemah. Justru dengan itu ku menjadi bersyukur, karena Allah masih mengingatkanku dengan teguran-Nya itu. Bahwa ada hikmah dibalik musibah dan kejadian yang menimpa. Dan pertanyaan hanya satu. Bagaimana kita mengambil hikmah dan pelajaran dibalik itu?.
Alhamdulillah Ya Allah, Kau telah membuka cakrawala berpikirku
Alhamdulillah Ya Allah, Kau telah menerangi hatiku dengan hikmah-Mu.

Kepada ikhwan/at pembaca. Mohon doa sembari menitipkan cahaya penerang bagi kedua orang tua teruntuk kepda Ahli musibah. Agar kiranya mampu memikul beban berat ini. Semoga di ringankan dari segala cobaan.
Ku dedikasikan kepada adikku tercinta di laman kesedihan. Semoga doa senantiasa bertabur dan tersembahkan kepada keduanya yang kini pergi meninggalkanmu dalam ranah perjuangan. Amin Ya Rabb...

[Based on True Story] Perjalanan Penuh Hikmah Hari Ini  

Posted by Unknown in , ,


Hari ini, aku mencoba menghilangkan kekakuan pikiranku dengan berniat ingin sejenak keluar pondok. Menikmati jalanan ramai diluar sana. Semoga ku mendapati pelajaran berharga dengan keluar dari lingkup jenuh setelah mengemban amanah pondok. Senang sekali terasa. Setelah seminggu lamanya berkutat dengan pengetikkan soal-soal ulangan adik-adik dipondok. Akhirnya aku memiliki kesempatan untuk merenggangkan urat-urat tubuh sembari menikmati suasana jalanan kota siang tadi. Tujuan pertamaku adalah ingin mampir ke toko buku Gramedia yang satu bulan lamanya belum kuhampiri. Yups, apalagi kalau bukan untuk menilik buku-buku baru, sekaligus menambah rasa iri kepada para penulis yang telah sukses dengan masing-masing bukunya. Nah, dengan demikian, aku mampu menuliskan sedikit perjalananku siang ini kepada teman-teman sekalian dengan berbagai motivasi yang telah aku dapatkan. Walaupun ada sedikit musibah yang kualami siang ini akibat kelalaianku dalam bertindak. Tapi ntar sajalah aku ceritakan. Sekarang aku akan mengungkapkan apa yang aku dapatkan setelah mampir dari rumah Bu Guru Gramedia. Dan sedikit curhat tentang perjalanan bermotorku siang ini.

Aku beranikan diri untuk meminjam sepeda motor milik salah seorang sahabatku juga helm namun dari teman yang berbeda. Bermodalkan uang seratus ribu akhirnya ku engkolkan gigi sepeda motorku. Sembari membaca bismillah, semoga nantinya tidak terjadi hal-hal yang merugikan diperjalanan. Karena lagi, lagi ku masih ada rasa trauma dengan kejadianku tempo dulu yang sempat ditilang polisi akibat menyalahi aturan jalan ketika hendak mengirimkan cerpen untuk lomba waspada. Tapi, alhamdulillah. Kejadian itu berakhir dengan mulus dan penuh hikmah yang harus ku teladani agar tidak terulang kembali. Dengan bermodalkan STNK teman, aku merasa sudah cukup untuk saat ini. Walaupun lagi-lagi SIM belumlah kumiliki. Bukan maksud tidak ingin memiliki. Bahkan ingin sekali ku miliki segera. Namun, karena tahap pengurusannya rumit dan tidak jelas, akhirnya ku urungkan niat. Bagaimana tidak, aku telah berusaha untuk mengurusnya dengan salah seorang temanku yang katanya memiliki kenalan dekat dengan salaha satu staff biro Photo SIM. Untuk pertama kali jumpa, Bapak itu mengiyakan keabsahan pengurusan SIM ini. Namun, untuk hari kedua, eh tak tahunya sembari meminta maaf. Ia menyarankan aku mengurus SIM ke Poltabes Deli Serdang. Sedangkan temanku, ia sanggupi karena memang berdomisili di Medan. Namun, aku, karena di KTP yang kumiliki berdomsili di Siantar, apa boleh buat? Ia hanya menyarankan aku agar pergi Ke Poltabes itu saja.

Ah sudahlah, pikirku ketika itu. Toh, aku juga belum memiliki sepeda motor asli milik pribadi. Mengapa harus bersih keras ketika itu juga. Ya sudahlah, kuurungkan niatan itu. Semoga tidak hanya sepeda motor yang kumiliki nanti, namun juga Mobil Avanza yang dapat dinikmati. hmmm...nikmatnya. Eh, dah lain cerita nih. Duh maaf ya teman-teman pembaca. Jadi kepikiran tempoe doloe tuh. Ok deh dilanjutin…
So, kepikiran juga tiada salahnya aku mengendarai sepeda motor temanku tanpa SIM nih. Sudah aku usahain, tapi dipersulit. Mungkin itu yang menyebabkan banyak orang malas berurusan membuat SIM. Ketika mengurus saja sudah dipersulit. Konon lagi kalau tidak ya. Hmm…jadi prihatin nih. Melihat kondisi bangsa kita sekarang ini. Padahal jelas-jelas tertulis di depan kantor pengurusan, “JANGAN PERCAYA DENGAN PARA CALO”. Tapi tetap saja dilakukan oleh salah seorang oknum polisi ketika itu yang sedang saya amati. Ah sudahlah, semoga saja masih banyak para polisi yang sadar akan amanah yang diembannya. Duh, ko’ belum masuk juga nih cerita perjalannya ke Gramed. Ok deh…kali ini janji. Hehehe
Wusshh.., sekejap sepeda motorku melesat mengejar angin.
Melihat awan diujung pepohonan yang sudah tampak mendung. Rintik mulai menepi di atas helmku. Dalam hitungan menit aku sudah dipertengahan jalan menuju lokasi tujuan. Hiruk-pikuk jalanan sungguh mencekam. Bukan karena tidak berhati-hati. Namun, terkadang emosi dan nafsu mudah sekali naik-turun dengan sikap yang menjunjung egoistik semata. Ini bukan sekali ku alami. Telah kesekian kali, suasana ini kurasakan. Banyaknya para pedagang di tepi jalan yang tak ragu-ragu menawarkan dagangan dengan ricuhnya. Para supir sodako dan penumpang yang berhenti sembarangan tempat. Di tambah lagi dengan kesigapan para pak polisi yang naik turun. Semangat apabila mendapat sasaran empuk untuk ditilang. Hanya saja, memang kita dituntut untuk menghormati mereka dengan jasa yang luar biasa itu. Karena memang merekalah yang ditugaskan untuk menjaga stabilitas lalu lalang kenderaan ditengah jalan. Aku sendiri tidak bisa membayangkan seandainya aku ditugaskan demikian. Apa jadinya aku, seharian diterik mentari mengatur para pengendara yang arogan, dan kebal hukuman. Patutlah bagiku untuk menyantuni mereka dengan tugas mereka itu. Dan semestinya bagi kita yang telah mengetahui tata cara berkendaraan hendaklah menaatinya. Semoga aku mampu berbuat demikian.
Setiba ditempat, kuparkirkan sepeda motorku tanpa ragu. Karena memang ada penjaga parkir yang bersiaga ditempat. Menghilangkan setitik ragu yang berkecamuk, karena harta yang kubawa ini adalah bukan milik pribadi. Akan tetapi milik teman-temanku.

Lantas, ketika ku memasuki toko. Pandangan pertama yang menohokku adalah sebuah buku tentang pernyataan Mantan Komjen Susno Djuaji yang tertulis dalam buku “Mereka Menfitnahku”. Aku tak habis pikir dengan situasi politik sekarang ini. Yang konon membuat pola pikirku enggan dengan segala kerumitan yang membingungkan. Pernyataan terakhir yang kudapat dari synopsis buku tersebut adalah, bahwa Susno akan diturunkan dari Komjen Kabareskim dan Ia siap akan hal itu. Karena telah siap dengan segala resiko yang diterima. Untuk saat ini, aku hanya mampu mengikuti hal tersebut. Namun, ku berusaha untuk tahu kabar terkini yang terjadi. Walaupun hanya sekilas saja. Akhirnya, satu jam lamanya aku keliling toko. Aku terhipnotis dengan sebuah buku tentang biografi kang Abik. Dan lantas ku yakinkan dengan membelinya segera. Aku pun turun dari tangga lantai dua toko seraya keluar menuju tempat parkir sepeda motorku.

Aku kembali mengelana dalam perjalanan setelah memberikan uang parkir seribu rupiah kepada penjaganya. Dengan senyum seraya ingin merasakan kembali suasana lepas di tengah perjalanan menyelinap didalam hati. Hatiku lega setelah mampir dan membeli buku. Sebulan lamanya rasa itu kupendam dalam kesibukkan dan akhirnya terluapkan sudah. Kini aku ingin menikmati adventurku kelain tempat. Semoga saja mendapat ide menulis nantinya.

Duh, perutku keroncongan. Bunyinya sampai terdengar ditelinga. Waduh, tidak bisa di ajak kompromi nih. Ya sudahlah, akhirnya akupun mampir ke rumah makan dekat pinggiran jalan. Tanpa menghiraukan rasa ingin menikmati suasana jalan yang riuh namun rancu. Ku parkirkan sepeda motorku dipinggir warung itu dengan meletakkan helm di atas ujung jok. Tanpa ku sedari hal itulah yang akan menjadi malapetaka hariku sore menjelang petang ini. Aku memesan ayam goreng dan nasi putih seadanya. Aku lahap habis dengan perasaan lega dan bersyukur karena masih dapat menikmati lezatnya nasi ayam goreng ini. Walaupun memang di pondok telah memiliki jadwal menu ayam seminggu 2 kali. Namun, rasanya ayam diluar terasa berbeda dengan di pondok, yang mungkin saja pemasakannya yang sedikit berbeda bumbu dan rasanya. karena di pondok bersifat ja'maah jadi terkadang kurang berasa seperti halnya ketika di rumah. Namun, aku sangat bersyukur karena masih dapat menikmati suasana pondok dengan kebersamaannya. Dan hal itulah yang sering menambah selera ketika makan. Sungguh bro....
Setelah makan, kupanggil ibu penjual. Ternyata habis Rp.10 000 rupiah. wah, sedikit lebih murah nih. Dibandingkan kalau harus membeli jajanan di Mal. Ketika ku ingin menghampiri sepeda motorku. Aku terheran dan kikuk tatkala menyaksikan helmku tidak lagi ditempat semula. Helm yang kuletakkan raib tanpa wujud. Seketika aku membayangkan bagaimana jadinya, kalau saja temanku bertanya mengenai helm yang kupinjam itu. Waduh, bisa gawat nih. Apalagi helm yang ku pinjam itu termasuk helm yang lumayan mahal, model LTD lagi. Hmm, habis deh gue....

Ku tunggu 45 menit lamanya. Sembari berpikir postif mungkin ada kekeliruan seseorang dalam mengambil helmnya. Tapi, apa mungkin? sedangkan sepeda motorku kuparkirkan hanya dengan 3 sepeda motor milik orang lain. Apakah mungkin orang keliru mengambilnya? Ah, lagi-lagi aku berusaha berpikir positif dan berdoa semoga saja orang yang mengambilnya, diberikan Hidayah untuk mengembalikkannya. Namun, hingga hari menuju maghrib hal yang dihrapkan tidak kunjung tiba. Aku sudah menanyai orang-orang disekitar warung tersebut. Tetap saja nihil. Ya, sudahlah mungkin ini adalah cobaan sekalgus teguran bahwa aku harus sigap dan tidak ceroboh dalam berbuat. Mungkin dengan kehilangan helm itu, aku dapat merenungi betapa kehilangan itu tidak harus membuat hati merasa dihakimi oleh pikiran-pikiran negatif, yang mungkin saja justru akan menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan nantinya.
Akhirnya akupun, pulang dengan tangan hampa. Tanpa helm dikepala. Aku merasa was-was melewati jalanan maghrib yang konon katanya tidak bagus untuk waktu berkendaraan. karena sudah mendekati malam dan waktu itu adalah waktu yang seharusnya digunakan untuk shalat maghrib. Lantas, mataku pun waspada dengan keadaan sekitar. Mencegah daripada hal-hal yang buruk bisa saja terjadi lagi.

Ya Allah, semoga saja hal ini dapat terbalas dengan kabar baik dari-Mu.....
Maafkanlah daku seandainya, khilaf luput dari resapan dan renungan...
Dengan segala kerendah dirian hati dan kehinaan diri, aku memohon ampun dari-Mu
Maafkanlah aku Ya Rabb.....

Hatiku mulai bersemi, tatkala doa mulai kurajut. Kulepaskan segala perkara dan pasrah kepada-Nya. Semoga hari ini dapat menjadi i'tibar bagiku juga teman-teman pembaca.
Atawakkal 'Alaika Ya Allah.....
Bismika Ya Allah mujiibu Du'ai...
Amin Ya Rabbal A'lamin.....

Mohon Doa Teman-teman. Semoga Di balas dengan kabar baik kedepannya

~Adakah aku di sana~  

Posted by Unknown in , ,


Aku sendiri tak tahu
adakah kembali hitam itu melarut sepi
tatkala keheningan ingin menjamah jiwaku
dengan rinai hujan di pelupuk mata
adakah aku di sana merenung diri?

Aku sendiri masih ingin meraba
adakah rasa itu telah melantunkan melody mesra
diriku dengan-Nya di laman persegi panjang ini
tundukkan angkuh menjamah kembali rindu
dalam bisikkan nurani
adakah aku di sana sedang duduk
tersipuh malu?

Aku pun terus terseduh
ingat hati yang memudar dalam samudera cinta-Nya
setiap kali ayat-ayat cinta kembali menyapa sempitnya jiwa
sembari hanyutkanku dalam lembayung jejaring
menyatu dan menyulam rasa
adakah rasa itu akan menggelora?

tanya-tanya itu juga menemani
sesakkan dada walau perih
ingatkan duri-duri
menapaki jalanan dwilogi
hitam dan putih
Adakah aku disana dapat berlari?

inilah saat yang ku rindukan
tatkala kata tak mampu menghujam
namun rasa tetap merajam hati yang sudah kelam
dengan gumpal sesal

Inilah saat yang ku rindukan
dimana kata tak mampu berujar fakta
dan rasa ungkapkan sukma
antara diriku dan diri-Nya
adakah dirimu disana yang juga sama?


Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
24/04/10

~Sudahlah ku akhiri~  

Posted by Unknown in , ,


senyummu tiada menipis keraguan
tatkala semu meramu satu dalam dada
tak sepantasnya kau datang di saat aurora itu telah hilang
dari dirimu yang tiada bintang bertandang

kehadiranmu tak mampu lepaskan hasrat
dengan jejaring sabar yang kian memudar di atas tepi
aku telah kehilangan sayap-sayap asa
dengan sikapmu yang melumat lara

Namun kau tetap hadir
di saat putih tak lagi hapuskan hitam
di saat hatiku tak lagi berlabuh menantimu dalam kelam
di saat rasa itu tak lagi menjamur di bilik hatiku yang terdalam

Namun kau tetap enggan
akui sikap yang mengumbar bara sepi
di setiap penantian yang bertabur duri
mengoyak harapan yang ku nantikan dahulu

Sudahlah,
pergilah...
tiada lagi arti yang kau tabuh
menjamah rindu yang telah ku buang jauh
setelah kau tak lagi pedulikan rasa itu dari diriku

aku kan mencoba berdiri walau rapuh
aku kan tegak walau tidak sepihak
menyulam mutiara harapan di tepi laut
menatap indah senja yang larut
jauhkan ku dari suram kalut


Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
24/04/10

Cermin Kejujuran  

Posted by Unknown in , ,


Retak tak mampu melumat bening parasmu
memancarkan selip di balik paras wajahku
Kusam tak mampu sembunyikanmu dalam cahaya
walau hanya setitik kilau pantulmu
pantulkan wajah diri, dan iris mata bak pelangi
menerangi cakram penuh seri dan arti

Kutatap wajah di laman cermin kusammu
walau tak jelas ku tatap noda di hati
setidaknya ku tatap kembali mataku
semburatkan misteri dibalik retina bening
dengan suara hati dan segenap hening
adakah kudapati kejujuran itu?

Mataku tertuju eratkan pandangan
dibilik hati yang ingin kukecam
dengan cahaya putih kejujuranmu yang kian padam
walau tak sanggup satukan serpihan
terurai dalam lamunan



Beribu tanya kutujukan padamu
adakah aku disitu dalam diriku
aku dan diriku yang padu
mencari diriku yang kian jauh dari sebuah arti

Beribu tanya lantas melandas
Siapakah diriku?
tatkala kejujuran tak lagi menghampiri
Siapakah diriku?
tatkala kebohongan kerap merajai
Siapakah diriku?
tatkala tak mampu berujar menghakimi diri
untuk memaknai arti dan seri

Kau tak mampu menjawab
namun telah membantuku mengungkapkan misteri diri
walau hitam dan putih melantun melodi

Kan kujadikan dirimu Cermin Kejujuran
karena kutahu kau hanya mampu pantulkan
semburat tanya yang ingin kulabuhkan
pada-Nya dalam Peraduan

Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
17/04/10

~Jejaring Pena~  

Posted by Unknown in , , ,


Tak ku sangka rangkaianmu begitu indah
melantun huruf kata demi kata
menari mesra di bait cintamu pada sang pujangga
mengayunkan pena peradabanmu merajut kisah

lembaran-lembaran kasihmu seakan merona
penuh dakwah dan embun dahaga
Itukah buah tanganmu saudaraku?

Ukiranmu landaskan penat sejuta ragu
lukiskan laman-laman hikmah dibalik sembilu
adakah sirah nabawy yang meramu
di balik kisahmu

Itulah yang semakin merajai
Jejaring iriku yang ku labuhkan pada suamu
dengan taburan tinta yang meribu
kuatkan rinduku pada-Nya menghamba seduh

Jejaring penamu menjerat hatiku
seraya terombang ambing oleh seratnya kisah
harapku suatu hari dapat menjamahnya
faktakan pena yang kian bertahta meraja jiwa

Baiklah,
kiniku hanya dapat menahan qalbuku pada jejaring penamu
kuatkan pula jejaring iriku pada sebuah impian ditunggu
akan ku susul peradabanmu dengan langkah tetapah
meniti kata merangkai jiwa yang gundah dengan oase hikmah
dalam tarian tinta



Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
17/04/10

~catatan jiwa~  

Posted by Unknown in , , ,

Ketika ku tak mampu tuk berujar
diamku selalu bertanya kepada alam
untuk mengungkap misteri yang masih meresah
landaku kalut menyapa

Ketika ku terdiam oleh kata-kata
sembari tak mampu ungkapkan rasa
namun ku coba tuk pasrah
dalam tarian tinta
obati hati dengan rintihan jiwa
suci, putihmu lepaskan hasratku yang terpendam
jauh di lubuk hati yang terdalam

Kaulah yang mampu menemaniku
jalani terjalnya dunia
dengan titian syahdu
merangkai jiwaku yang terurai
dalam catatan jiwa.



Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
15/04/.10

Ajarkan Aku Ikhlas  

Posted by Unknown in , , ,


Sudah lama ku mengenal kata ini
namun kerap kuasingkan diri
lewati penuh dengan titian duri
kuhardik penuh benci
namun, tanpa makna berarti

Kau selalu berikan aku misteri
mengungkap rasa dan asingnya kata
mengintip di bilik hatiku yang kian sempit
dari sebuah arti yang tak tahu kapan menghampiri
sapaku ceria

Orang sering katakan itu
kepadaku seraya mengadu
namun aku juga tak tahu
apa maksud di balik kata itu

Orang katakan aku menjadi seperti ini
haruslah siapkan diri membawa panji
tebarkan salam kepada pejuang syari'at
mereka muda gigih berani

Namun, lagi ku bingun akan sebuah arti
arti kata yang terus bersembunyi di hatiku yang perih
Ia senantiasa berujar, namun tak sanggupku bawa
Ia nasehatiku berkelakar, namun tak kelak kusapa

Aku harus gigih penuh jerih
ungkapkan jati diri melawan nafsu yang merajai
kepadamu wahai Ilahi
penebar Ikhlas jauhkan diri
dari onak berduri

Aku harus berdiri melawan pilu
Ikhlaskan hati penuh rindu
mengharapkan ridho ditunggu
hampiriku penuh syahdu

Ajarkan aku Iklas
Oh Tuhanku,

Ajarkan aku Ikhlas
Oh Rabbku,

tuk tebarkan salam kasih-Mu
agar mereka tahu indahnya jamahan-Mu
yang mulai menghiasi hariku dilaman rindu
kepada-Mu merajut Qalbu ditepian ragu
kokohkan hatiku..



Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
14/04/10

Hanya Aku dan Tuhanku yang tahu  

Posted by Unknown in , , ,

Tatkala ku terundung resah
orang-orang menari indah
kisahkan sejuta canda dan tawa
bersama titian mimpi melaman cita
akankah kau dapat merasakan itu?


Tatkala ku mencari jalan
telusuri penatnya cobaan
cuba ku kelamkan sejenak
dalam tarian alam cintaku pada-Nya
tahukah kau tentang diriku dalam diam?



 

Tatkala ku mencoba berlari
dari serpihan kaca elakkan diri
menghadangku tanpa henti
bilamana ku harus meratapi tanpa arti
akankah kau dapat menemani?

Ku dengar angin yang menyapa dan berbisik
kau umbar petala senyummu yang hambar
umbar kata
umbar rasa
umbar kisah
tentang diriku disini
tanpa kau sedari ku kehilangan arti
yang hendak ku raih untuk saat ini

Namun kau coba hentikanku dalam mimpi
indahnya awan yang sedang menghiasi hitam hatiku
kau hanya berhias kata
tebarkan sejuta pesona dan raga
kisahkanku dengan penuh gelora
namun bukan sebenarnya

Mungkin, hanyalah aku dan Tuhanku
yang tahu benar akan diri dan isi hatiku
kau tak mampu berujar
namun tetap saja berkelakar
umbar celah yang menganga
ditepian hatiku yang semakin tersiksa
dengan kata-kata

Hanya aku dan Tuhanku yang tahu
isi hatiku
isi kalutku
isi ronaku
namun, mengapa kau tebar sembilu
bersama mereka mengumbar keluh
tanpa kau sedari aku
menitip salam kasihku padamu

Hanya aku dan Tuhanku yang tahu
nuraniku yang tipis
tipis iman
tipis rasa
ungkapkan gelora.



[Ku dedikasikan teruntuk hati yang terlanjur resah dengan kata-kata. Namun mencoba untuk bangkit dengan segenap asa dan rasa. Marilah untuk mengerti walaupun hanya mampu bertepi dipucuk hati ini]

Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
14/04/10

HELVY TIANA ROSA DAN PERADABAN DUNIA  

Posted by Unknown in

HELVY TIANA ROSA DAN PERADABAN DUNIA
By: MUHAMMAD NUR




Helvi Tiana Rosa (HTR) adalah wanita dengan sejuta inspirasi dalam dunia kepenulisan yang sudah sangat populer di ranah kepenulisan Indonesia. Betapa kontribusi yang telah ia berikan dalam mencetak generasi penulis di seantero tanah air tidak lagi di ragukan. Itu terbukti dengan banyaknya penghargaan yang di nobatkan kepadanya, baik di kancah nasional maupun international. Dan terakhir, menurut survey Metro TV 2009, ia merupakan salah satu dari 10 Perempuan Penulis paling terkenal dan merupakan satu dari 15 Tokoh Muslim Indonesia yang terpilih sebagai 500 Muslim Paling Berpengaruh di dunia (Hasil penelitianThe Royal Islamic Strategic Studies Centre, Jordan, bekerjasama dengan Georgetown University,2009). Maha Karyanya di dunia kepenulisan tidak hanya diminati di negeri sendiri, namun juga sudah mengembangkan sayap hingga di terjemahkan ke dalam berbagai macam bahasa di antaranya, Inggris, Arab, Jepang, Swedia, Jerman dan Prancis.

Mbak Helvy, begitu ia sering di sapa. Wanita kelahiran Medan, 2 April 1970 ini merupakan pendiri dan Ketua Umum Forum Lingkar Pena/FLP (1997/2005). Berangkat dari forum kepenulisan inilah pamornya di kancah sastra semakin bertambah dan merambah ke berbagai pelosok bumi pertiwi juga di berbagai mancanegara. Maka tak salah karena kegiatannya ini, Koran Tempo menyebutnya sebagai Lokomotif Penulis Muda Indonesia (2003). Bersama teman-temannya di FLP, ia mendirikan dan mengola Rumah baCA dan HAsilkan karYa (Rumah Cahaya) yang tersebar di berbagai kota di indonesia. Ia juga merupakan mantan Redaktur dan Pemimpin Redaksi Majalah Annida (1991-2001) serta mendirikan Teater Bening, sebuah teater kampus di FSUI yang seluruh anggotanya adalah perempuan dan masih banyak lagi prestasi yang diraihnya dalam memberikan sumbangan terbaik untuk tanah air yang patut di teladani oleh para generasi muda saat ini. Istri Tomi Satryatomo serta Ibu Abdurrahman Faiz dan Nadya Paramitha ini termasuk anggota Mejelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) dan kini di percayai sebagai Wakil Ketua Persatuan Sastrawan Muslim Sedunia (The International Legue of Islamic Literature) yang di ketuai oleh Kang Abik (Habiburrahman El-Shirazy) untuk Wilayah Indonesia yang di resmikan ketika mengikuti Seminar B. Arab International yang di adakan di Univesitas Sumatera Utara (12-14, Oktober 2009). Dengan berbagai macam kegiatan sosial, yang terbangun berdasarkan keterpanggilan hati ini, akhirnya ia sering mengikuti berbagai pelatihan kepenulisan juga motivasi dalam menulis yang bertujuan agar mengkaderisasikan para generasi yang mampu mengubah peradaban bangsa dengan berdakwah dengan tulisan (Dakwah bil Qolam).

Menceritakan kembali berbagi kesuksesan dan pribadi sesosok HTR tentu tidak ada habisnya. Sebab suatu kesuksesan yang telah di raih untuk saat ini, bukanlah kecukupan yang menjadi kesenjangan yang lantas melenakan diri bagi diri Mbak Helvy untuk tidak berkarya. Dan ini terus memacu diri saya agar terus mengikuti perkembangan perjalanan maha karyanya di seantero nusantara. Walapun tidak sepenuhnya mengikuti, namun kiranya dapat menguak sisi ketakjuban dan kekaguman saya secara spesifik agar dapat tertular dengan virus menulisnya tersebut. Semoga dapat mengubah paradigama saya dalam memahami dunia kepenulisan agar tidak terjerumus dalam materi semata dan mampu berdakwah lewat tulisan.

HTR, Sang Penebar Virus Menulis

Mengikuti perjalanan kepenulisan HTR yang kini telah membumi di jagat tanah air, ingin rasanya saya merefleksikan apa yang saya rasakan setiap kali membaca dan menikmati lantunan kata yang teramu indah di setiap goresannya. Kisah-kisah yang tersuguhkan mampu memberikan embun kesejukkan dalam memaknai indahnya hidup. Semua kisahnya seakan nyata adanya, walaupun tetap saja merupakan fiksi belaka. Pembaca seakan di ajak untuk menelusuri alam ciptaan-Nya dan menyelami dalamnya hikmah di tengah getirnya hidup. Begitulah HTR dengan maha karyanya. Tak jarang tema yang di ambil kerap berdasarkan realita yang ada di masyarakat. Sehingga mampu menghipnotis siapa saja yang singgah untuk menilik buah karyanya yang apik dan menarik.

Sejauh ini saya hanya mampu mengikuti perkembangan lewat buah karyanya saja, baik elektronik maupun media buku yang telah memotivasi saya agar senantiasa menulis dan terus menulis. Karya-karya fenomenal HTR membangkitkan spirit yang kerap membantu saya menelurkan buah tangan berupa karya tulisan yang mungkin belumlah seberapa di bandingkan dirinya. Namun cukup membuat saya terpacu untuk terus berkarya.

Awal mula perkenalan saya dengan sesosok HTR adalah lewat kumpulan cerpennya yang berjudul "Lelaki Semesta" (LPPH, 2005)dkk. Secara tidak langsung saya di suguhkan kepada kumpulan kisah para pejuang-pejuang tangguh dalam menegakkan din Islam yang penuh dengan problematika hidup. Setiap kata yang di balut dengan nilai instrinsik dakwah mampu mengaktualisasikan fakta yang ketika itu lagi menggenjala di tanah air Indonesia. Ya, betapa ia mampu untuk memberikan opini kepada pemerintah ketika menanggapi isu adanya kegiatan terorisme yang lagi berkembang dan lantas menyudutkan berbagai ormas keislaman. Betapa ia mampu mengemasnya dalam cerpennya yang berjudul "Lelaki Semesta", Sesosok Lelaki yang kasihnya mampu menarik hati masyarakat kampung sehingga begitu mencintainya. Namun, karena salah persepsi adanya wacana terosisme yang lagi berkembang, lantas terimbas fitnah dan mengalami berbagai macam cobaan yang datang. Sungguh kisah ini telah menghipnotis saya untuk menelusuri kisah-kisah lainnya yang lantas mengenalkan saya kepada forum kepenulisan yang ia garap, Forum Lingkar Pena (FLP) yang kini telah tersebar di berbagai daerah baik di tanah air maupun manca negara.

Dan Alhamdulillah, ketika saya mengikuti perjalanan demi perjalanan grub kepenulisannya yang kian berkembang. Banyak saya dapati hikmah dan spirit yang begitu besarnya dari para anggota untuk menelurkan serta mencetak kader-kader penulis muda yang berkarya dan berbakat agar kiranya dapat menyalurkan potensinya dalam bentuk tulisan. Berbagai macam prestasi yang di raih oleh HTR serta anggota-anggota kepenulisannya membuat saya kagum. Berangkat dari kekaguman inilah akhirnya saya memutuskan agar konsisten mengembangkan kegiatan menulis saya yang dulu hanya sekedar hobi semata, namun kini kembali tersirami embun motivasi untuk menjadi "The Famous Writer of The World". Ya, cita-cita ini kerap berbisik di relung suara hati yang begitu besarnya dan terus menggebu diri meraih impian saya itu menjadi kenyataan. Rasa ingin memberikan manfaat luas kepada orang banyak lewat tulisan, serta dapat di ambil pelajaran dari setiap kisahnya itulah yang sering memacu saya mengikuti perkembangan kepenulisan di mana dan kapan saja. Baik melalui media elektronik maupun buku. Menjadi seorang penulis yang karyanya di ingat dan di kenang oleh banyak orang walaupun raga tak lagi di kandung badan, seperti halnya para ulama dan pejuang bangsa yang rela menebarkan spirit ideology. Itulah yang kerap mendasari diri untuk belajar dari apa saja yang menjadi bahan otak dan jiwa dalam bersosialisasi. Mengungkap segala realita lewat pena peradaban.

Kekaguman akan prestasi HTR yang terus memotivasi, menebarkan bibit-bibit virus menulis yang lantas bercabang dan mengokohkan keinginan saya agar dapat bertemu dengannya suatu hari nanti. Dan alhamdulilah, impian saya itu akhirnya terkabulkan. Saya di pertemukan dengan beliau saat mengikuti Seminar Bahasa Arab International (Arabic Language On Perpective Of Social And Culture ,12-14 Oktober 2009) yang di adakan di Unversitas Sumatera Utara. Walaupun hanya sekedar berpose bersama, namun cukup membuat hati gembira karena telah bertemu dengan HTR juga Kang Abik yang menghadiri acara tersebut. Duel penulis yang konon menginspirasi banyak umat. Maka tidak salah kiranya kalau saja saya berkeinginan seperti mereka dalam rangka mengispirasi umat lewat pena dakwah. Tidak pun dengan perkataan, namun dapat tertorehkan dalam bentuk tulisan. Karena tidak semuanya orang mampu untuk mengungkapkan emosi dan dakwah lewat ucapan dan kata, namun mampu menuliskannya secara detail dan spesifik dengan pena. Semoga impian saya ini dapat terkabulkan suatu hari nanti.


HTR, Membangun Peradaban Dengan Tulisan.

Indonesia banyak memiliki potensi SDM yang jikalau di kembangkan mampu bersaing dengan negera-negara maju lainnya. Itu terbukti dengan berbagai prestasi para pelajar yang sebagian adanya mampu mengalahkan Negara-negara lainnya, baik itu dalam ajang Olimpiade Nasional maupun International. Namun kerap kali dengan segudang prestasi ini, tidak di jadikan momen untuk berbenah dari segala keterpurukan yang melanda. Justru potensi ini sering di abaikan dengan berbagai alasan yang di jadikan kambing hitam dari segala permasalahan. Bahkan lebih dari itu, para pelajar yang kerap mendapat segudang prestasi enggan kembali ke negeri sendiri akibat kurangnya perhatian negeri sendiri mengenai hal itu.

Ingatkah kita dengan sebuah buku berbahasa Jerman dengan judul Der Judenstaat karya Theodore Hertzl. Konon buku inilah yang menjadi inspirasi jutaan orang Yahudi di dunia untuk menegakkan sebuah negara rasis; Yahudi Raya, atau kita kenal sekarang ini dengan Israel. Atau dengan buku Das Kapitalnya Karl Marx yang telah mengubah paradigma dalam memandang agama dengan materialistik. Dan masih banyak lagi para penulis yang spektakuler; positif ataupun negatif. Goresan pena mereka, atau ketikan mereka mampu membangkitkan emosi masyarakat dan melahirkan sebuah pergolakan sosial dan politik. Begitu besarnya kesaktian para penulis, sehingga mampu menggelorakan jiwa manusia sehingga mampu menciptakan suatu hal yang luar biasa bahkan di luar jangkauan sebelumnya.

Sama halnya dengan HTR dkk yang telah mengkaderisasikan para penulis, khususnya di Indonesia lewat Forum Lingkar Penanya (FLP). Berawal dari forum inilah akhirnya banyak bermunculan penulis-penulis muda berprestasi indonesia yang kian menjamur dan mendominasi ragam budaya dan kesastraan, yang mampu memberikan kontribusi banyak kepada Indonesia sebagai Negara yang memiliki potensi SDM yang patut di perhitungkan. Seperti Habiburrahman El-Shirazy dengan AAC dan KCB-nya yang telah merambah kancah Nasional bahkan Internasional, Asma Nadia dengan "Emak Ingin Naik Hajinya", Gol A Gong dengan Balada Si Roy, Afifah Afra dengan "De Wints"nya, dan masih banyak lagi para penulis muda yang mumpuni yang telah terlahir dari forum kepenulisan rintisan HTR yang telah mendunia bahkan telah mendapat berbagai macam penghargaan baik nasional dan internasional ini.

Harapan membangun peradaban dengan tulisan kiranya dapat terwujudkan dari buah tangan HTR yang mendunia. Baik itu melalaui Forum kepenulisan yang telah dirintis, juga berbagai kegiatan yang ia tekuni. HTR di harapkan mampu memberikan peluang-peluang baru dengan karya-karya unggulannya yang tersebar di mana-mana. Buku-buku dengan sampul yang dibubuhi nama Helvy Tiana Rosa telah didistribusikan secara luas. Buku-buku itu laris manis di pasaran dan mendulang banyak manfaat. Semua orang bisa mendapatkan, membaca dan mencerna isinya. Otomatis jalan untuk membangun peradaban dunia dengan tulisan telah di depan mata. Kiranya Karya-karya yang telah ia tuliskan dapat memberikan kontribusi untuk masyarakat luas terlebih bagi negara sendiri yang kini lagi gencar-gencarnya di hadang problematika politik dan kekuasaan.

Karya-karya HTR yang lebih mendominasi dan sering bertemakan realita hangat. Kiranya mampu memberikan pandangan dan paradigma baru bagi masyarakat luas, yang kini terjangkiti oleh media yang serba mengumbar hedonisme dan paradigma kekuasaan berpolitik. Sehingga tidak hanya masyarakat tengah dan bawah yang sering merasakan imbas dari perbuatan para pekerja politik itu, namun juga mereka para penguasa yang seharusnya lebih merasakan itu. Agar mereka tidak hanya pandai beretorika namun juga harus pandai mempertanggung jawabkan apa yang menjadi janji dan harapan orang banyak. Harapan mengkisahkan perjuangan yang berazaskan nasionalisme hendaklah lebih di galakkan untuk saat ini yang lagi di landa krisis kepemimpinan. Agar banyak dari kita menyadari pentingnya jiwa self belonging, sikap saling memiliki dan menghargai serta menyantuni kalangan bawah dapat segera terwujudkan.

Pastinya hal ini akan terwujud tatkala karya-karya HTR dapat di nikmati oleh masyrakat luas. Dan tidak untuk kalangan menengah dan atas saja. Mungkin saja banyak orang yang ingin sekali menikmati maha karya HTR tersebut, khususnya kalangan bawah. Namun di karenakan minimnya ekonomi dan meningkatnya harga penjualan buku-buku untuk sekarang ini, kerap mengkerdilkan niatan para rakyat jelata untuk sekedar mampir terlebih lagi membeli buku-buku tersebut. Nah melalui media ini, besar harapan agar kiranya sering di adakannya program buku gratis untuk mereka yang kehidupannya masih di bawah standar kesejahteraan agar menikmati karya-karya HTR yang mampu menghipnotis para pembacanya dengan motivasi dan kisah inspiratif lainnya. Dan tidak mustahil mereka yang merasakan nikmatnya karya-karya HTR tersebut dapat meraih predikat penulis terkenal suatu hari nanti. Sehingga dapat di kenang dan abadi di dalam hati mereka dalam merajut impian yang kini tertunda.

Berawal dari bacaan dan tulisan inilah akhirnya saya berharap, HTR dapat membangun peradaban dunia, khususnya Indonesia. Memasuki Era Globalisasi dengan memunculkan minat baca dan tulis kepada para pembaca dan penggemar maha karyanya yang mendunia. Yang tidak menutup kemungkinan bangsa ini akan menjadi bangsa yang maju dan dapat menutupi kekurangan yang kini lagi menggenjala. Karya-karya HTR yang berbobot pasti mampu untuk mengubah peradaban dunia, khususnya dengan membangkitkan nilai-nilai sosialisme dan budaya Indonesia. InsyaAllah pasti berjaya.




Mohon saran serta doanya.

Saya ingin mengubah peradaban dunia dengan tulisan, mampukah?  

Posted by Unknown in , ,

.

Dua hari yang lalu, rampung sudah saya menuliskan sebuah essai tentang Helvy Tiana Rosa yang berjudul "Helvy Tiana Rosa dan Peradaban Dunia". Sosok penulis yang saya kagumi akan kekonsistenan dan dedikasinya kepada umat, khususnya dalam berdakwah dengan pena. Saya ingin mengekplorasikan kekaguman saya ini dengan menuliskan apa yang saya ketahui selama ini dari sesosok HTR yang konon telah menginspirasi banyak orang lewat kisah-kisahnya yang berbalut nilai intrinsik dakwah yang menggugah. Namun, bukan maksud ingin terlalu memuja yang berlebihan. Tapi, itulah saya dengan segala kekurangan dan batasan yang untuk sekarang ini hanya mampu berdecak kagum dengan karya-karya penulis yang telah berhasil mengubah paradigma banyak orang. Begitu besarnya rasa iri saya kepada mereka, sampai bilamana saya sesekali menyisipkan karya-karya dan ucapan mereka di tulisan saya. Namun, tetap jua dengan bahasa dan pemahaman saya sendiri tanpa maksud adanya unsur plagiatisasi. Berharap dengan itu saya dapat tertular rasa dan pemahaman mereka serta semangat menulis mereka dalam menghasilkan karya.
.
Mungkin sering kali saya mengawali tema-tema tulisan yang saya postingkan di fb dengan kekaguman akan maha karya para penulis. Sempat ada salah seorang teman yang pernah bertanya, Mengapa saya senang mempromosikan diri orang lain ketika menulis? Mengapa tidak diri saya saja? Dan itu telah saya jawab di catatan saya yang berjudul "Mempromosikan orang lain lewat tulisan, Apa gunanya sih?". Banyak alasan yang mengepul di benak dan pikiran saya selama ini, tatkala menuliskan kisah-kisah di balik karier dan karya yang mereka(red:penulis) tuliskan. Ada pepatah mengatakan "Bersahabatlah dengan penjual Minyak Wangi, pastikan kau akan terimbas wanginya." Dengan alasan ingin terimbas ilmu dan semangatnya, itulah yang kerap saya lakukan untuk selaku memotivasi diri saya menjalani kegiatan menulis. Walaupun kerap saya canggung untuk menuliskan sekelumit kisah para penulis yang saya kagumi, di karenakan takut adanya kekeliruan yang mungkin terselip di baris dan kata yang saya tuliskan. Namun, ketakukan itu saya ajak kompromi dengan suara hati yang turut membalut angan besar saya dengan "menyelami ruang privat" yang telah di ajarkan oleh pak Hernowo dalam bukunya "Mengikat Makna Update". Bukunya itu telah membawa saya menyelami kebermaknaan menulis yang memberdaya dan mengasyikkan. Sama halnya dengan HTR sebagai monumen kekaguman saya dengan karya fiksinya yang memberdaya, Saya menjadikan karya Pak Hernowo dengan bukunya Mengikat Makna Update ini sebagai promotor Saya yang memacu andrenalin agar mampu melampaui batas kemampuan yang sempat terkucilkan dengan tabunya ketrampilan dan kesempatan.

Akhirnya saya menemukan alasan Pak Hernowo secara riil dengan permintaan saya kepadanya untuk mengoreksi tulisan saya ketika itu yang berjudul' TRAVELLING WITH READING AND WRITING". Namun, sembari menolak permintaan saya itu, iapun menasehati dengan perkataannya yang hingga kini saya terapkan dalam diri setiap kali saya menulis, ia berujar " Saya lebih memposisikan diri saya untuk membangkitkan semangat untuk terus mmebaca dan menulis. karena hanya lewat itulah, kemampuan menulis dan hasil tulisan kiita akan meningkat. Saya paham sekali pentingnya penilaian. Tapi pendekatan saya tidak ke penilaian. Saya lebih ingin seorang menulis untuk meraih KEBERMAKNAAN--". Nasehatnya ini telah menghipnotis saya untuk lebih memahami KEBERMAKNAAN dalam menulis. Kebermaknaan yang lantas mengingatkan saya akan nilai yang lebih dekat kepada hadist nabi yang mengatakan " Sebaik-baik manusia ialah yang memberikan manfaat bagi saudaranya". Dan sedikit saya refleksikan memahami kebermaknaan dengan "Menghasilkan karya tulisan yang bernilai dakwah". Kiranya ini mendekatkan saya kepada nilai kebermaknaan yang di maksudkan pak Hernowo itu. Ini jugalah yang saya dapati dari sosok HTR, juga penulis lainnya yang selalu menyisipkan nilai intrinsik baik itu dakwah, nasehat, ataupun petuah yang mampu memberikan kontribusi banyak kepada publik khususnya.

Dan akhirnya saya di ajak untuk berpusat kepada nilai yang terkandung dalam kebermaknaannya pak Hernowo dalam bukunya "Mengikat Makna Update ini". Saya di pertemukan dengan penjelasan "Makna" yang telah berevolusi dalam pengartian pak hernowo selama ini. Ia memberikan alasan dan tahap awal jumpanya dengan "Kebermaknaan" di dalam upaya pencariannya selama 40 tahun lamanya. Bermula dari 3 tahap yang cukup lama di jalani :

1. Ia mendapati istilah "mengikat makna" dari ucapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a yang mengatakan " Ikatlah ilmu dengan menuliskannya". Dengan mendapatkan ilmu adalah sebuah kebahagiaan(kebermaknaan) yang tiada tara.

2. Menaiki tahap ke dua, yakni mendefenisikan makna dari Syed Naquib Al-Attas. Namun itu juga di rasa masih kabur dan belum jelas. Syed Naquib mengatakan," Makna adalah pengenalan tempat-tempat segala sesuatu di dalam sistem. Pengenalan yang terjadi jika relasi sesuatu dengan yang lain dalam sistem tersebut menjadi terjelaskan dan terpahamkan. Relasi yang harus menguraikan suatu keteraturan tertentu".

3. Dan disinilah akhirnya Pak Hernowo, dapat memahami "Makna" secara mendalam, yakni setelah membaca buku Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning. yang mengaitkan kegiatan membaca dan menulis dan di padukan dalam teori yang ia beri nama "mengikat makna".


Dari ketiga tahap ini ia merefleksikan "Kebermaknaan" yang ketika itu menjadi pertanyaan besar baginya. Namun untuk menjalankan kegiatan membaca dan menulis seperti yang ia maksudkan ada dua cara yang patut di tempuh, yang pertama: Dengan meraih makna lewat proses, yaitu ketika seseorang itu sedang menjalankan kegaitan membaca dan menulis. Kedua: Ketika seseorang itu telah selesai menjalankan kegiatan membaca dan menulis dan mendapatkan sebuah hasil.
Itulah sekilas Kebermaknaan yang dapat saya tangkap dari hasil adventure yang di jalani olehPak Hernowo dalam meraih "Nilai Makna".
Namun sekali lagi, saya ingin menggabungkan persepsinya itu dengan pemahaman yang juga berasal dari diri sendiri. Yakni ketika saya menggabungkan bacaan "Mengikat Makna" saya dengan membaca karya-karya HTR dan karya fiksinya yang kental dengan nilai dakwah. Seakan saya terbawa ke alam realita yang lantas meyuguhkan nilai yang lebih besar dalam meraih kebermaknaan hidup dan bukan sekedar karya saja. Yaitu ketika seseorang dapat memberikan manfaat kepada orang lain dengan karya-karyanya yang dapat di terima oleh hal layak pada umumnya. Dan itu dapat menjadi inspirasi yang lantas menumbuhkan persepsi baru dalam berbuat.

Kebermaknaan yang saya tangkap dari karya Duel penulis ini (HTR dan Hernowo) membawa saya kepada sebuah pertanyaan yang mengkerucut yang lantas menghardik saya untuk segera menemukan jawabannya. Pertanyaan itu adalah "Mampukah saya meraih kebermaknaan yang mampu mengubah peradaban dunia dengan tulisan dan karya saya?". Pertanyaan besar ini hingga kini masih menyelimuti alam bawah sadar saya. Antara percaya atau tidak, pastinya saya berharap akan menggapainya suatu hari nanti.

Membangun Peradaban dengan Tuisan

Kiranya pertanyaan ini juga menjadi pertanyaan bagi teman-teman yang sedang menggeluti dunia kepenulisan dan sebagainya. Pertanyaan yang kiranya mampu mendobrak bathin dan kesadaran bersosial dalam menjalankan titahNya di muka bumi ini sebagai Khalifah. Harapan saya teman-teman dapat memberikan pandangan kepada saya meraih dan menjawab pertanyaan saya tersebut. Agar suatu hari saya dapat menyimpulkan apa yang saya dapatkan selama pembelajaran saya memaknai "Kebermaknaan Hidup" yang memberdaya.

Akhir kata, semoga apa yang saya tuliskan ini menjadi suara hati saya kepada teman-teman untuk mencapai cita-cita tinggi saya ini. Saya memimpikan suatu hari nanti kita, khususnya bangsa indonesia dapat bangkit dari segala keterpurukan negeri kita sekarang ini. Yang mulai mengalami krisis dedikasi dan jiwa Nasionalisme dalam berbuat. Seperti apa yang telah di lakukan para pejuang pena dakwah kita selama ini. yang mungkin tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga apa yang mereka usahakan dalam membangun Peradaban lewat pena mujahadah dapat terkabulkan suatu hari nanti. Amien....

Wallahu A'alam Bishowab.
Syukron, untuk waktunya. Wassalamualaikum. Wr.Wb

[Mengikat Makna dari sebuah Film] "My Name Is Khan", Sebuah Pembelajaran Hidup Beragama di Negeri Paman Sam  

Posted by Unknown in ,

Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga niatan untuk menonton film "My Name Is Khan" tepat siang ini juga. Walaupun hanya dengan DVD pinjaman kawan. Saya sudah merasa bahagia karena akhirnya keinginan saya terpenuhi juga. Apalagi kalau bukan untuk menyaksikan film yang saya tunggu-tunggu ini. Sudah lama saya berkeinginan untuk menyaksikannya di bioskop, namun kerap waktu tidak mengijinkan untuk itu, di karenakan sibuk dengan kegiatan pesantren yang akhir-akhir ini banyak memperlombakan berbagai macam kegiatan interal. Dan bersyukur siang tadi impian saya itu tercapai. Dengan pinjaman kaset ini, saya dapat menikmati kisah di balik bintang film india favorit saya " Shahrukh Khan" dengan filmnya terbarunya tersebut.

Kali ini, saya ingin mempraktikkan teori Pak Her dalam mengikat makna dari sebuah film. Yang mana ingin
saya aktualisasikan, bagaimana sebenarnya mengikat makna dari sebuah film itu?. Tidak terlepas dari pada catatan kecil, saya berusaha untuk menuliskan kata-kata bijak yang kiranya dapat dijadikan titik point dari film tersebut. Sungguh banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan hari ini dengan menyaksikan jalannya film "My Name Is Khan" buah karya dari tangan dingin sutradara Karan Johar ini. Bagaiman tidak, film ini telah membantu saya dalam memahami makna kebersamaan dalam beragama yang selama ini masih terbilang minim untuk sekedar di realisasikan. Hati saya hening dan luluh tatkala mengikuti tayangan demi tayangan yang mengalir begitu apiknya, menjadikan saya terbawa dengan kisah kasih dua pasang sejoli yang rumit dan penuh dengan nilai toleransi keberagamaan. Hingga untuk menuliskannya kembali di catatan ini, saya di buru oleh ghairah nafsu yang memacu saya agar segera merealisasikan apa yang saya dapat dari film tersebut untuk selanjutnya saya kisahkan kembali kepada rekan-rekan sekalian. Dengan harapan dapat di jadikan i'tibar dan pelajaran berharga untuk hari ini sembari mempraktekkan teori mengikat makna secara langsung. Akhirnya sampai kepada usaha saya menuliskan catatan kecil dari film ini. Di sini saya berusaha untuk mengisahkan sekilas di balik buah tangan penulis Shibani Bathija yang telah memperluas pandangan saya akan indahnya sebuah kebersamaan dalam beragama dan suku, tanpa menjurus kepada Pluralisme agama.

Tidak bisa disangkal jika peristiwa 11 September 2001 memang berdampak besar buat kehidupan orang Amerika. Peristiwa tragis ini membuat jurang yang sudah ada antara warga Amerika dengan imigran asal Asia dan Timur Tengah yang beragama Islam jadi semakin lebar. Rizwan Khan (Shahrukh Khan) adalah salah satu imigran yang menjadi korban dampak peristiwa 911 ini.

Rizwan adalah seorang pemuda muslim asal India yang menderita Asperger's syndrome, kelainan yang membuatnya jadi sulit berinteraksi dengan kebanyakan orang. Rizwan kemudian memutuskan untuk pindah ke San Fransisco, Amerika Serikat, untuk mengadu nasib di negeri yang kata orang adalah tanah impian ini. Di San Fransisco ini pula Rizwan bertemu Mandira (Kajol), wanita Hindu asal India, yang juga tinggal di sana.

Meski mendapat tentangan dari kedua belah pihak keluarga, kedua anak muda ini memutuskan untuk menikah dan memulai bisnis mereka sendiri. Di saat impian mulai terwujud, peristiwa tragis 11 September menghancurkan mimpi-mimpi indah mereka berdua. Mandira yang tak sanggup menanggung beban disebut teroris dan ini membuat pernikahan Rizwan dan Mandira akhirnya berantakan.
Khan saat bekerja sebagai tukang sevice mobil

Dengan tujuan merebut kembali hati wanita yang sangat dicintainya ini, Rizwan kemudian mengambil keputusan besar untuk melakukan perjalanan keliling Amerika Serikat. Setibanya di bandara LAX, Los Angeles, Rizwan ditangkap petugas karena tingkah lakunya yang sedikit aneh dianggap sebagai tindakan mencurigakan oleh para petugas.

Melihat Hollywood dari mata Bollywood. Pengalaman itulah yang akan dirasakan penonton saat menyaksikan Shahrukh Khan memamerkan kemampuan aktingnya. Jarang memang ada film yang bisa berbuat seperti ini. Bisa jadi Karan Johar, sang sutradara, mencoba meminjam trik yang digunakan Danny Boyle saat menggarap SLUMDOG MILLIONAIRE tapi itu tak mengapa karena Karan menyajikannya dengan cara yang cukup segar.

Karan Johar mampu menampilkan Amerika dari sisi pandang imigran asal India dan sepertinya itulah kunci sukses Karan saat membuat film ini. Isu yang disampaikan memang bukan isu baru. Diskriminasi, ketakutan, cinta, kebaikan semuanya diramu dengan baik oleh Karan dalam sebuah film berdurasi 161 menit ini. Campur tangan Shahrukh Khan dan Kajol pun tak boleh disepelekan karena dua orang ini mampu bermain cemerlang tanpa harus terlihat berlebihan. Layak mendapat acungan jempol untuk karakter yang mereka lakoni ini.

Dalam anggapan saya mungkin kisah ini terinspirasi dari banyaknya data yang telah terjadi selama ini, baik itu fenomena umat muslim yang lagi gencar gencaranya di teror oleh paranoid para pembesar Amerika ketika itu, juga tumbuhnya "islamophobia"(kekhawatira
n tak berdasar pada Islam) di AS, atau mungkin juga terinspirasi oleh kisah nyata dari aktor utamanya sendiri yaitu "Shahruk Khan" yang konon heboh dengan kasus yang pernah ia alami tersebut. Mega bintang dan produser film India yang dikenal dengan julukan ‘The King of Bollywood’, Shahrukh Khan, mengalami peristiwa memalukan. Seperti dikutip CNN-IBN, Shahrukh Khan ditahan dan diinterogasi selama dua jam di Bandara Newark, New Jersey, AS. Penahanan itu baru berakhir setelah Kedutaan Besar India di AS ikut campur tangan.
Shahrukh Khan menegaskan bahwa penahanannya semata-mata karena dia memiliki nama seorang Muslim. “Tak ada alasan lain di balik penahanan tersebut. Tapi saya tak mau banyak berkomentar…Saya khawatir masalahnya makin rumit. Karena Anda tahu bahwa orang-orang Amerika punya masalah bila nama Anda adalah nama Muslim,” ujar Khan ketika itu. Nah dengan adanya film ini, mungkin dapat menjawab sebagian suara hati umat yang terdholimi tersebut, agar dapat di rasakan bagaimana nasib mereka umat muslim khususnya selama di sana.

PEMBELAJARAN BERHARGA DARI FILM INI.

~> Ketabahan dan keteguhan seorang ibu yang mampu membimbing anaknya hingga sukses, walaupun banyak cobaan yang datang. Dan itu telah dibuktikan tatkala ke dua anak anaknya mampu melanjutkan pendidikannya hingga ke Amerika dan akhirnya mampu memenuhi kehidupan mereka di sana. Pada kisah ini, saya teringat akan perjuangan orang tua saya yang telah berkorban demi pendidikan saya selama di pondok dengan segala keterbatasan, baik itu jasa juga finansial. Tak terasa hati saya bergetar tatkala manyaksikan film ini, seakan itu kembali dalam benak dan pikiran saya akan perjuangan tanpa pamrih seorang ibu. Maka tak salah jikalau rasul pernah menyebutkan 3 kali utamanya sesosok ibu dari ayah yang hanya sekali disebutkan dari hadits rasul tersebut.
~>" Dalam buku Different Mind, bahkan orang seperti kita tidak semuanya bisa mengungkapkan emosi dengan kata-kata. Tapi bisa mudah tuliskan itu. Aku bisa tulis berjuta kertas tentang itu" Ini adalah sepenggal suara hati Khan ketika menuliskan kisah hidup di note miliknya. Bagaimana tidak seorang yang memiliki syndrom Asperger dapat meluapkan isi hatinya hanya dengan note yang ia miliki. Ini membuat hati saya tertegun dan mengulang-ngulangi kata-kata ini dalam hati. Benar juga. Ternyata tidak semua orang dapat meluapkan emosinya dengan berbicara, namun kalau dengan menuliskannya siapa saja pun pasti mampu untuk melakukannya. Kata-kata ini menghipnotis saya untuk terus bersemangat dalam menulis, menulis, dan menulis.
~>Tuhan tidak mengukur mereka dari darah merah dan warnanya dari perbuatan mereka" kata-kata ini muncul dari seorang wartawan yang meliput kisah Khan yang ketikat itu lagi menolong warga yang tertimpa badai katrina. Betapa perbedaan ras, agama, dan suku tak menjadi alasan utama membedakan rasa kemanusiaan individunya. Saya teringat perkataan pak syukri yang mengatakan " Kebersamaan itu membangun persepsi". Nah, dengan kebersamaan yang ditampilkan di film ini. Perbedaan agama dan ras tampak menjadi lebih berwarna, tanpa menyinggung sedikitpun hal-hal yang berbau sara.
~>Menampakkan jati diri sebagai muslimin dan tidak sekedar identitas saja. Nah, ini saya refleksikan dari judul filmnya yang memang menggambarkan sosok seorang muslim yang tidak ragu-ragu untuk menunjukkan jati dirinya sebagai muslim. "My Name Is Khan, I'm not terorist" kira-kira itu kata-kata yang sering diucapkan oleh Khan. Dan kata-kata itu pula yang menjadi keinginannya untuk disampaikan kepada presiden AS, agar tidak keliru dalam memandang islam sebenarnya.
~> Jangan membuat ketakutanmu membesar karena itu akan menghentikan kemajuanmu" kata-kata ini di sampaikan oleh Mandira (kajol) ketika ingin membubarkan kerumunan orang terhadap Khan yang ketika itu syindrom aspergernya lagi kambuh. Benar sekali, dengan membuat ketakutan ketakutan kepada orang lain, terlebih diri sendiri, maka itu akan mengakibatkan terhambatnya kemajuan yang ingin kita raih.
~>Berhenti menghukum diri sendiri, lupakan kebencianmu. Ini adalah suara hati Mandira (Kajo) ketika menyadari bahwa ia telah menjadikan kebenciannya menjadi momok bagi dirinya kepada Khan yang seorang muslim. Begitu juga kita. Janganlah menjadikan kebencian itu menjadi hukum yang akhirnya justru menyiksa diri sendiri dengan kekecewaan.
~> Dan yang terakhir, saya mendapat satu baris kata yang sungguh menggelora hati dan pikiran saya dari film tersebut bahwa " Cara Tuhan (Allah) Cara dari cinta". Nah, sebenarnya segala permasalahan itu bukanlah timbulnya dari Allah semata, akan tetapi pasti nya ada andil dari diri kita sendiri yang melakukannya. Ada skenario yang tidak dapat kita tangkap saat kita menghadapi cobaan, dan itu tidak semestinya kita salahkan, karena memang ada hikmah di balik itu semua.

Saya teringat sebuah catatan dari teman fb sayaPak Zainal Arifin yang berjudul "KASIHANILAH DIRI MEREKA". Saya ingin mengutip sebagian kata-kata yang kiranya dapat menjadi renungan dan pantasnya saya sematkan untuk pembelajaran di poin terakhir dari usaha saya mengikat makna menonton film "My Name Is Khan" ini.

KITA TAK MEMERLUKAN APA-APA UNTUK BAHAGIA. KEBAHAGIAAN ADA DALAM DIRI KITA SENDIRI, PERMASALAHANNYA ADALAH KITA SERING KALI MENCARI KELUAR DIRI UNTUK MENEMUKANNYA.

Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah (atom), dan jika ada kebaikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar ”.( An-Nisaa’ :40 )

Sesungguhnya Allah tidak berbuat aniaya kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat aniaya kepada diri mereka sendiri.” (Yunus : 44 )

Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ” (An-Nisaa’ 110 )

Dan sesungguhnya cara Allah lebih apik dan terencana atas apa yang kita perbuat, karena caraNya adalah cara cinta-Nya kepada hamba-Nya.

****

Dan masih banyak lagi pelajaran-pelajaran berharga lainnya yang bisa teman-teman saksikan sendiri dari film "My Name Is Khan " ini. Saya hanya dapat menjabarkan sekelumit ilmu yang saya dapat. Semoga kiranya bermanfaat untuk lebih memahami konsep toleransi dalam beragama, tanpa melebih-lebihkan satu sama lain. Walaupun pada hakikatnya "Innad Dina 'Inda Allah AL-Islam" Sesungguhnya Agama yang di ridhoi adalah agama "Islam". Wallah A'lam Bishowab.!
Dan terakhir saya ingin meminta do'a teman-teman semoga nantinya saya dapat menuliskan sebuah kisah berdasarkan data dan riset lapangan, seperti halnya film "My Name Is Khan" ini. Ya, saya menganggap sebuah kisah yang berdasarkan data dan riset lapangan dapat lebih mengena di hati untuk di kisahkan, walaupun masih ada juga yang harus di bubuhi dengan fiksi. lebih tepatnya lagi, saya ingin menulis dengan cara Afaksi. Menulis, berdasarkan kenyataan namun di bubuhi fiksi. Semoga niatan ini dapat terkabulkan. Amien....

Semoga Bermanfaat...

Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
05/04/10

[Munajat Cinta] 'Salam kasihku teruntukmu'  

Posted by Unknown in ,


Ingin ku titip salam kasihku kepadamu wahai angin...
tebarkan salam sejahtera teruntuk umat a'lamin
teruntuk mereka yang mukminin wal mukminat
muslimin wal muslimat
untuk bershalawat ke atas sesosok pemimpin
rahmatan lil 'alamin
Muhammaddin, Khatamun nabiyyin

Ingin ku titip salam kasihku pada senja...
teruntuk saudaraku yang dirundung resah
melewati dunia yang durjana
menyelami nista dan hina
semogakan tetap terjaga
dengan iman dan taqwa
mengharap ridho dari-Nya
raihkan surga akhirat menyapa


Ingin ku titip salam kasihku pada matahari...
yang menyinari cakrawala bumi penuh seri
agar terangi hati saudara/iku dari hitam keji
dengan senandung indah kitab suci
menuntun kami, penuh ikhlas hati dan diri
di atas laman pengaduan mencari arti
sembari merajut kasih-Nya yang abadi

Ya Allah, sekiranya tangan ini tak lagi mampu mengiba
menghamba diri di atas singgasana tanah basah
hanya meratap mereka yang telah meninggalkan dunia
menunggu giliran, kapankah maut menyapa?
masihkah Kau tetap bersama?

Ya Allah, aku hanya dapat mengingatkan
diri yang selalu luput dari segala cobaan
tak sanggupku menahan rintihan bathin tergolakkan
melihat dosa yang meribu bagaikan hujan
ataupun bagai pasir pantai yang bertebaran
di ujung pandangan
masihkah Kau limpahkan hamparan ampunan?

Aku hanya dapat berpesan
lewat media ini dengan penuh harapan
kepada saudaraku tuk nasehatkan diriku dengan dekapan
dibawah naungan cinta kebersamaan
niatkan dakwah mogakan tersampaikan

Aku tak ingin, ini hanyalah lantunan kata
yang ku olah seakan piawai pujangga
yang mengumbar sejuta prosa
namun tanpa amal bersua

Aku tak ingin kata-kataku merajai diri
dengan nasehat tanpa bertepi
kepada saudaraku, tiada diri
mogakan diriku selalu mengikuti
kepada mereka sembari berdiri
tegakkan syari'at dan kalam ilahi
mogakan diridhoi


Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
03/04/10

[Memoar untuk sahabat] 'Dalam derap langkah'  

Posted by Unknown in , , ,


Dalam derap langkah ku rajut segenap asa
melaman diri dari impian membuncah
adakah cahaya itu membawaku terbang ke angkasa
tuk sekedar memetik indahnya bintang
mengobati hatiku yang terundung resah

Dalam derap langkah ku ukir wajah ria
melewati masa demi masa
merampung kembali memori terlupa
di atas kertas putih
ingatkan indahnya kisah

lengkap sudah kebersamaan
tatkala hujan membasuh badan
engkau menangis...
engkau gundah...
dan engkau tertawa...
di atas panggung gembira
melumat sejenak kegalauan jiwa

ingatkah engkau kisah itu wahai sahabat?
kala kau membahu satu demi satu
hilangkan penat, berdendang, dan berjabat
dengan dekapan menyatu

aku disini hanya dapat meramu sisa
serpihan kisah yang hampir bersua
lintasan lamun yang melupa
elok wajahmu yang dulu menyapa

Dalam derap langkah ku kembali ingatkan itu
rengkuhan hikmah dibalik hujan yang membasuh
awal mula kau berkeluh kesuh
awal mula hati menyatu
di bawah guntur bergemuruh

sungguh ku nikmati masa itu
yang kini hanya tinggal memory membatu
akankah kau ingat itu wahai sahabatku?

tapi, sudahlah...
yang berlalu biarlah berlalu
mungkin kau sudah di sibukkan warna kehidupan
nun jauh disana merasakan pulau idaman
bersama mereka meniti tujuan
raih cita, menggapai impian

tapi, cobalah...
untuk sekedar mengingat
memori indah itu, obati penat
aku di sini hanya dapat meralat
kepingan senyum yang telah terlewat
bersamamu wahai sahabat

Doakan diri mogakan semangat
tegakkan ibu walau tersekat
dengan impian,
Insya Allah tersampaikan


Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
02/04/10

Mengapa ku suka senja?  

Posted by Unknown in , ,

mengapa ku suka senja?
melamban indah di ufuk cakrawala
sekedar hilangkan gundah
melewati jejak petala
di atas rumpun, melambai mesra

ronamu menyelusup relung
luputkan penat terkukung
di hatiku yang kian mendung
menyapa rindu yang merundung

damaimu taburkan pesona kembali
mewarnai hitamku dengan pelangi
tanpa ku sadar enyahkan diri
telusuri pantai bertepi


kata orang wajahmu sungguh indah
membenam diri di ujung samudra
sembari menatap langit merah
beburung menari mesra
di atas emas air merekah


mengapa ku suka senja?
ya, tanya itu seakan berlabuh
menerawang sukma qalbu

aku masih risau untuk berujar
damaimu selalu berpijar
memompa hatiku kian gusar

sungguh Maha Indah Penciptamu
telah menabur qalbu
dengan damai kasihmu



Muhammad Nur
Pengembara Jati Diri
01/04/10