Posted by Unknown in , ,


 

Keadilan manakah yang kini tersisa?

Tatkala kehormatan dihina, jiwa terluka oleh tangan-tangan nista
Diatas pengakuan dusta, kebenaran berpaling makna;
ムBerwajah duaメ
Setiap perjuangan dianggap kejahatan
Langkah terjerembab onak kemunafikan
Sementara penyeru risalah mulai dikekang
dalam jeruji srigala berbulu domba
Menghadang setiap harakah dakwah

Keadilan manakah yang kini tersisa?

Ketika pandangan terusik di depan mata
Melihat dirimu berjuang sepenuh jiwa  dan raga
Berlumur darah suci  mempertahankan hak yang diusik
Para penjajah yang kian berisik
Sementara diri masih terdiam dalam renungan panjang
Sibuk dengan nafsu dan angan-angan meradang
Bergumul dengan pertanyaan tak berkesudahan
Usailah diri dari kebinasaan

Kedamaian manakah yang kini tersisa?

Saat diri tersakiti, ringkih tulang tak lagi peduli
Mungil tubuh menjadi saksi setiap jeritan perih
Tangisan gersang mengering bersama seruan perjuangan
Yang kerap terbungkam oleh kesaksian durja para penyeru agama kekufuran
Memperjuangkan kebatilan dalam selimut indahnya lisan
Diatas genderang perang pemikiran
Menguliti aqidah yang rapuh dalam jerembab peluh kemiskinan

Kedamaian manakah yang kini tersisa?

Saat kemuliaan enggan lagi berdiri
Jiwa-jiwa semesta satu- persatu pergi
Menyisakan generasi instan, budak angan-angan
Tiadalah tahu hakikat penciptaan, menuhankan akal pikiran
Bahwa hanya kepada-Nyalah tertuju satu pengabdian
Hanya kepada-Nyalah datangnya pertolongan

Wahai penyeru Keadilan....

Masihkah kau tinggal diam tatkala saudaramu dihujam?
Tentara-tentara iblis yang meraung dan menikam
Sampai kapankah kau berselimut kenikmatan?
Sementara mereka bertelanjang badan dinista kemiskinan

Wahai penyeru perdamaian...

Masihkah kau perjuangkan janji-janji kemunafikan
Di atas aqidah yang saling bertentangan; Putih-hitam
Tidakkah kau beri'tibar dari kaum-kaum  yang dihinakan
Bahwa khianat adalah siimah yang kerap mereka terapkan
Masihkah kau enggan mengambil pelajaran?

Kini, keadilan dan kedamaian manakah yang kau perjuangkan?



Abu Ayyash Al-Ahmady
Khartoum-Sudan
7/4/1439 H

This entry was posted on Senin, 18 Februari 2013 at 00.44 and is filed under , , . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar