Dokumentasi perjalanan mengikuti Workshop di Hotel Soechi Medan International  

Posted by Unknown in , ,

Syukur alhamdulillah mendapat kepercayaan untuk mengikuti Workshop Guru-guru B. Inggris di Hotel Soechi Medan International, tepat pada hari sabtu kemarin. Sudah barang tentu hal ini adalah kesempatan berharga bagi saya untuk dapat menimba ilmu serta wawasan yang banyak demi mengembangkan potensi khususnya di bidang pengajaran B. Inggris. Ya, maklumlah, masih tahap pengabdian. Masih banyak hal yang harus dipelajari untuk lebih mencapai target kompetensi pengajaran. Minimnya ilmu, serta kurangnya mentalitas yang mesti di sempurnakan lagi, serta kesiapan dalam menghadapi segala aral rintangan hendaklah di perhatikan. Karena tidak ingin pengajaran yang selama ini saya geluti, berlalu begitu saja tanpa membekas di dalam diri sendiri. Saya terapkan dalam diri agar apa yang saya ajarkan ini, juga mampu mengajarkan diri saya untuk memperbaiki mentalitas dan kuantitas. Semoga ini menjadi pembelajaran yang konsisten untuk saya lakukan dan tanamkan, khususnya selama masa pengabdian di bumi waqaf ini.


Tepat pada hari sabtu, saatnya mempersiapkan diri mengikuti workshop tersebut. Bersama ke-tujuh rekan pengajar yang masing-masing telah di bagi menjadi 2 kategori, yaitu pengajar pelajaran B.Inggris dan pengajar pelajaran Matematika. Ini terbentuk setelah seminggu sebelumnya di utus dan di tetapkan oleh Bapak Kabid Pendidikan atas musyawarah guru-guru bahasa inggris dari kelas I-VI tepatnya di kantor guru, membicarakan perihal siapa yang akan di utus atas undangan yang telah di terima dari kantor Tsanawiyah. Keputusan dari kabid sendiri sebelum adanya sanggahan, bahwa yang diutus adalah mereka guru-guru senior yang kiranya di percayakan mampu untuk mengadopsikan kembali ilmu tersebut kepada anak-anak kedepannya. Namun, salah seorang guru senior yang juga mendengar keputusan tersebut seketika angkat bicara dan mengusulkan agar kami yang masih terbilang baru sebagai staff pengajar selayaknya yang mengikuti workshop tersebut. Dengan alasan yang sangat sederhana, setelah melihat berkas undangan yang diterima bahwa materi yang akan di berikan adalah materi yang di khususkan kepada anak-anak strata SD. Dan melihat pengalaman mereka yang mungkin kiranya sudah sering mengikuti pelatihan maupun workshop-workshop di moment tertentu, membuat rekan guru senior saya tadi mengusulkan agar memberikan kesempatan kepada kami yang mungkin belum memiliki pengalaman banyak akan hal ini. Sungguh kebesaran jiwa sebagai sesama pengajar yang patut saya tiru akan sikap dewasa ini. Ya, betapa tidak, kesempatan di depan mata di sia-siakan begitu saja demi kepentingan orang lain yang mungkin lebih membutuhkannya. Sejurus dengan masukan ustad tersebut, akhirnya Kabid mengiyakan sembari menanyakan kepada kami yang hadir saat itu juga, siapakah gerangan yang diantara kami yang siap menjadi utusan mewakili pondok. Satu persatu nama disebutkan, baik itu pengajar B.Inggris juga Matematika. Yang paling di utamakan ketika itu adalah mereka yang hadir pada saat perkumpulan itu juga. Walaupun mungkin ada yang berkeinginan untuk mengkutinya di antara guru-guru pengajar yang tidak hadir, namun untuk menjunjung loyalitas kedisiplinan, maka lebih di utamakan para pengajar yang hadir ketika itu. Dan Alhamdulillah, saya terpilih untuk mengikutinya. Melihat minimnya kegiatan juga perlunya pemebelajaran selama pengabdian, menjadikan saya masuk kategori sebagai utusan. Terlebih karena saya merupakan guru pengajar Materi Bahasa Inggris, otomatis agar lebih menguasai sistem pembe
lajaran dan pengajaran kepada anak-didik nantinya.

Bersama ke-tiga rekan satu profesi, yakni pengajar B.Inggris. Saya, rekan saya Irfansyah Putra, Sri Wahyuni Bangun, dan Fitri Mirnawati, bersiap diri untuk bergegas ke hotel tersebut sedini mungkin. Karena pendaftaran ulang peserta di mulai pada pukul 13.00-13.30, kami merencanakan pukul 12.00 harus tiba di tempat tujuan, mewanti-wanti kalau saja di hotel tersebut tidak ada tempat untuk menunaikan shalat dzuhur. Ya, mengapa? setelah mengetahui bahwa hotel tersebut adalah miliki orang cina, yang mayoritas pegawai dan pemiliknya beragamakan budha, mungkin saja tidak di sediakan mushala untuk shalat.
Saya bersama rekan saya irfansyah berangkat dari pondok setelah istirahat ke dua anak-anak di kelas. Dengan mengendarai sepeda motor, kamipun pergi ke hotel tujuan. Sedangkan dua rekan lagi, menaiki mobil pondok yang kebetulan lagi kosong. Setiba di tempat, saya melihat suasana yang lain. Ya, maklumlah jarang masuk hotel, apalagi menginap, hiks.
Berpose di salah satu bilik hotel
Arsitektur, juga berbagai macam perabot yang megah tersuguhkan , mengkilap dimata yang memandangnya. Kami naiki tangga eskalator yang mati, loh ko' bisa mati nih, pikirku saat itu. Hotel megah seperti ini ko' bisa mati eskalatornya? Ya sudahlah, nikmati apa yang ada saja. Langkah demi langkah mengantarkan kami ke ruang-ruang penginapan dan perjamuan. Nama setiap ruang yang kami kunjungi unik-unik. Ada ruang Sumatera, karo, nias, dll. Yang mana disesuaikan dengan nama suku dan adat istiadat. Wah, unik sekali nih. bisik hati ketika itu.

Waktu masih menunjukkan pukul 12.15 di mana acara masih satu jam lagi di mulai. Sejurus dengan itu, perut saya sudah mulai lapar karena tidak sempat sarapan pagi sebelumnya. Eh, ternyata rekan saya yuni dan fitri juga demikian, merasa lapar karena belum makan pagi juga. Wah, kalau begitu satu hati dong..hehehe. Namun tidak dengan rekan saya irfansyah, ia masih merasa kenyang karena telah makan pagi jam 10.00 sebelum berangkat. Ya sudahlah, akhirnya saya hanya bertiga dengan ke dua saudari saya untuk mencari rumah makan di sekitar hotel yang harganya terjangkau, takut seandainya makan di hotel dana tak mencukupi, bisa malu tuh!. Sembari berjalan-jalan sekitar hotel untuk turun, ternyata ada lift yang telah tersedia di hotel tersebut. kami pun menunggu turunnya lift hingga tiba di lantai 5 tempat kami berada. Duh, ko tidak dari tadi tahunya, kalau ada lift di sini. Kalau tahukan bisa menghemat tenaga, ketus salah seorang rekanku tadi. Keluar dari hotel segera kami meniliki rumah makan yang berada di sekitarnya, Sembari mencari masjid untuk shalat, mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 12.30. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga ke rumah makan samping pasar, tepatnya dekat masjid Maa'ul Hayat samping gedung Tirtanadhi. Wah, kebetulan sekali tuh. Tidak memakan waktu banyak untuk mencari tempat shalat. Makan, Shalat, dan terakhir kamipun kembali ke hotel.

PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN

Akhirnya tibalah saatnya untuk mendengarkan materi yang akan di berikan oleh Mrs Faraah Aida Rahmat, (Bachelor degree in Education, Mojoring in English Language and a Master in Cultural Studies in Singapore). Ya, tamunya sengaja di datangkan in singapura, tidak lain mengingat banyaknya pengalaman yang di tekuni olehnya khususnya dalam pengajaran berhasa inggris, matematika, juga sains. Sekaligus membandingkan cara pengajaran yang efektif baik itu di indonesia maupun di singapura.
Adalah Mr Steven Lim, selaku manajer pemasaran international dari Marshall Cavendish Singapura. Ia membuka acara wokrshop sekaligus mengenalkan sistem pengajaran di singapura, bahwa singapura mengutamakan tiga bidang keilmuan yang di antaranya : B.Inggris, Matematika, dan Sains sebagai pelajaran inti yang harus di enyam oleh anak didik mereka. Dengan berbagai alasan yang di utarakannya, saya kurang begitu menangkap apa yang ia bicarakan karena minimnya perbendaharaan yang saya miliki untuk lebih menyimak dan memahami apa yang di utarakannya itu. Ya, maklumlah, saya juga masih tahap pembelajaran untuk itu. Kemudian di lanjutkan sambutan oleh Mrs. Djuni Rimba selaku general manajer buku mentari indonesia, yang kurang lebihnya memaparkan perihal buku-buku yang mereka terbitkan khususnya yang berkenaan tentang pembelajaran berbahasa inggris di sekolah.

Dan tibalah masuk acara inti yang di tunggu-tunggu. Dengan senyum sembari menyambut para hadirin, Mrs Farah memperkenalkan diri memakai bahasa inggris. Ketakjuban seketika menyelusup di diri saya ketika itu, betapa tidak, lancarnya ia dalam bicara seketika membawa saya pada lamunan yang tinggi. Saya ingat akan novel ayat-ayat cinta yang konon mengkisahkan sosok fahri yang lancar akan berbahasa inggris, arab, dan jerman. Begitupun saya amat mengidolakan sosok fahri yang multitelenta itu, sembari ingin menjadi seperti dirinya yang dapat melanjutkan study diluar negeri. Ya, sekolah di luar negeri dengan mahir dalam berbahasa baik itu Inggris maupun Berbahasa arab, karena memang itulah yang saya pelajari dari pondok selama ini. Dan keduanya pula yang kini lagi saya kembangkan agar dapat meraih cita dan angan saya itu.
Materi yang akan di berikan untuk kali ini adalah " Teaching Speaking and Grammar in Different Ways" yakni Pengajaran Berbicara dan Tata Bahasa dalam Berbagai Cara. Nah, disini saya mendapati setruman-setruman yang mendekatkan saya kepada sistem pengajaran yang efektif dan mudah untuk di ajarkan kepada anak didik di antaranya :

I. Teaching Grammar Through Speaking ( Mengajar Tata Bahasa Melalaui Berbicara)

~> Mengintegrasikan berbagai macam komunikasi lisan yaitu mendengarkan, berbicara, presentasi keterampilan
~> Menciptakan banyak kesempatan bagi siswa untuk menggunakan keterampilan ini dalam bermakna, punya tujuan dan dipahami cara
~>Mengekspos siswa untuk semua jenis teks lisan baik formal dan informal

Walaupun dengan berbahasa Inggris yang lancar, namun saya mencoba memahaminya dengan bahasa saya sendiri yang mungkin masih terbilang minim untuk ini. Namun, tetap saya berusaha untuk itu yakni dengan bertanya dengan teman yang duduk di samping saya, baik itu rekan saya irfansyah, juga yang lainnya.
Kemudian di lanjutkan kepada berbagai permainan dan strategi pembelajaran di antara:

~>Mengambil keuntungan dari pembelajaran kolaboratif untuk mengembangkan keterampilan komunikasi lisan
~>Membuat Kelompok dan pekerjaan pasangan yang dapat di integrasikan ke berbagai kegiatan tangan atau permainan. Baik itu dengan menceritakan kisah dengan berbahasa inggris yaitu dengan kata " One Day" seperti "One day I woke up late for school/ work, atau permainan Yes/No yaitu permainan yang mengajarkan anak-anak agar lebih aktif dan kreatif dalam mengolah kosa kata, dengan cara membuat sebuah kelompok yang masing-masing di berikan waktu 1 hingga 2 menit untuk menjauhi daripada jawaban Yes/No ketika diberkan beberapa pertanyaan yang nantinya di ajukan dari sahabatnya yang bertanya. contoh : Have you been to Jakarta? So you havent been to Jakarta. Nah, anak yang di minta untuk menjawab di anjurkan menggunakan kalimat baru selain Yes/No, yakni dengan kata "I do", I am ", "Thats true", "That isn't true", "Thats not correct", "exactly dll. Dengan itu anak di ajarkan kepada mencari solusi kata dengan kata yang berbeda dan tidak cenderung kepada kata Yers/No.
~>permainan selanjutnya adalah permainan "Who Am I"? Ya, permainan siapa aku?. Nah, permainan ini di harapkan agar anak-didik mencari dan menggali potensinya untuk menemukan sebuah kata. Cara permainannya yakni, anak pertama di anjurkan untuk menanyakan perihal suatu kata baik itu idola, binatang kesayangan, atau apa saja yang sedang di simpan di pikiran sahabatnya. contoh : Do you work with your hands? Do you wear a uniform? Nah, sedangkan temannya yang di tanya hanya menjawab Yes/No saja tanpa menjelaskan apa itu. Kalau kata yang di maksud belum tepat, maka si penanya harus lebih mengkerucutkan pertanyaannya lebih dalam lagi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, saatnya untuk Coffe Break. Ya, sitiraharat selama 30 menit untuk sekedar meminum secangkir kopi atau teh yang telah disediakan oleh panitia di luar ruangan pertemuan. Sungguh ini pertama kalinya saya mengetahui cara istirahat ala hotel yang konon menjadi ajang yang di tunggu-tunggu oleh peserta, khususnya untuk saling kenal dan bersilaturrahmi antar peserta yang hadir. Wah, disini saya mendapati banyak peserta yang menjadi turis dadakan, hehehe. Di sana-sini saya mendengar pembicaraan yang menggunakan bahasa inggris, walaupun sebenarnya bukan orang inggris alias turis ala indon. Dengan bangganya meneguk segelas teh sembari bercaka-cakap riuh ditengah banyaknya orang, saya hanya dapat menikmati kesyukuran ini dengan mengucap syukur alhamdulillah karena dapat menyaksikan moment yang jarang saya ikuti ini. Walaupun sebelumnya pernah juga mengikuti Seminar B. Arab International yang di adakan Universitas Sumatera Utara, kira-kira 3 bulan yang lalu, yang juga sama halnya menjadi orang arab dadakan karena mendengar banyaknya orang berbahasa arab untuk saat itu.hiks, serba dadakan ya....
But it's ok, katanya kalau ingin mampu berbahasa arab ya harus seperti orang arab, berbicara pakai bahasa arab. Begitu juga bahasa inggris, ya harus berbahasa inggris, agar mampu menguasainya.

Masuk pada sesi: Teaching Grammar Through Speaking II ( Mengajar Tata Bahasa Melalui Berbicara II)

Pada sesi ini lebih interaktif lagi, karena berbagai macam pertanyaan banyak diajukan oleh peserta, juga banyaknya masukan-masukan tentang sistem pengajaran tentunya dari ke dua belah pihak sebagai perbandingan antara Indonesia dan Singapura.
Namun, tak lepas dari pemahaman saya akan pembicaraan Mrs Farah, saya hanya mampu menangkap beberapa poin saja yang kiranya dapat saya bagikan kepada teman-teman, diantaranya :

~>Menciptakan kesadaran di kalangan pelajar dari sifat dinamis dari komunikasi lisan yang tidak hanya tergantung pada mendapatkan pesan menyeberang ke pendengar, tetapi juga sikap budaya yang spesifik dan emosi

~>Mengatur kegiatan kelas terstruktur yang menciptakan kesempatan bagi siswa untuk melatih kemampuan interaksi mereka dan mengembangkan mereka

~>Peran guru dalam bermain : Siswa seringkali lebih sangat menyadari konvensi dan pola interaksi jika mereka diberikan peran dalam pengalaman mereka untuk bermain, misalnya guru, teman sekelas, seorang dll. Semua peran orangtua membawa konvensi dan murid yang akrab dengan harapan dan menciptakan peluang bagi pengembangan keterampilan interaksi.

Dan masih banyak lagi penjelasan-penjelasan yang di sampaikan oleh Mrs Farah yang tidak sempat saya tangkap dan pahami, sehingga kiranya ini menjadi pelajaran yang mungkin dapat saya kembangkan setelah mengikuti workshop ini. Dan akhirnya, saya bersama rekan-rekan saya berphoto bersama Mrs Farah, sebagai rasa terima kasih kami untuk pengarahan yang telah ia berikan. Sungguh hal ini memberikan motivasi bagi saya agar terus memperbaiki sistem yang selama ini telah saya dapati di pondok.
Berpose bersama Mrs. Farah Aida Rahmah. Bachelor degree in Education Majoring in English Language and Literature and a Master in cultural studies


Wah, sekian perjalanan untuk workshop Bahasa Inggris kali ini. Mudah-mudahan di beri kesempatan lagi kedepannya...Amien....

NB: Duh, sorry kepanjangan ceritanya ya friend, semoga bermanfaat ya......

This entry was posted on Rabu, 31 Maret 2010 at 05.16 and is filed under , , . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar