Simponi Anak Pengembala  

Posted by Unknown in


Hijau daunmu ingatkan laluku
hamparan sejukmu segarkan pikiran
ilalang menyeruak ditepian jalan
sambut diri, lupakan arang
bersama gembala kecil menepis ruang alam...

Hijau daunmu merajut memori
kala dulu gembalakan si kambing hitam
hitamkan dahi dan kulit
teriknya sang raja siang....

Aku terhenyuk....
Aku meradang....
seruling itu merangsang...
sendi-sendi kelam
bersama para pengembala....
menikmati simponi berdendang....

Aku terbuai....
Aku terbang...
bait-bait jangkrik bersahutan
tinggalkan pesan rindu
kampung jalanan...
menelusuri bilik-bilik rumpun pepadi

Menjejaki masa itu
kala waktu berputar untukku
dalam alunan simponi tak berjarak
menjelajahi kesabaran diterik mentari petang diujung jalan...

mengajariku
tawa, ceria, mimpi dan bahagia
hingga kurengkuh semua masa itu

dan waktu berputar bagai desing
luputkanku denganmu, dihamparan rumpunan hijau
bersama mengembala tinggalkan gulana...
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Ketika kududuk menuliskan puisi ini, kuteringat masa laluku mengembala kambing dirumah. Bersama sahabat tercinta meluapkan segala rasa. Kunyalakan instrument musik seruling pengembala dilaptop, menambah gejolak rinduku akan masa laluku. berlari dihamparan rerumpun luas, memutar memory yang hampir luput dengan waktu. Duduk diatas punggung kerbau, mengelilingi semerbak hijau jejarak.

Aku tersenyum sendiri, bilakan ingat masa itu. menanggalkan kekalutan dan kejenuhan sehabis sekolah, berlari, bercanda, bersuka ria. Membakar jagung diladang, bermandikan keringat yang menghujan. melahapnya penuh kenikmatan. Kadangpula bermandian ditepian sungai yang mengalir, tak menghiraukan pudarnya lumpur didasarnya yang menyeruak tatkala terjun dari tepi.

Sambil memegang cambuk kecil, kugiring kambing menyemai rimbun rerumput. melahapnya hingga perut gendut. Petangpun sering menyambutku dengan burung jarak yang berserak dibayangan pohonan hitam diujung jalan, sembari ingin pulang denganku. Tak kalah suara gareng yang berkoak, tinggalkan pesona rmisteri dibalik petang rerumputan malam. Seakan berpesan jangan meninggalkannya yang sendiri dengan kesepian.

Akan kurajut memory itu, bilakan waktu tetap berlalu. Walau hanya dengan tulisan, semoga menjadi kenangan tak tak terlupakan di sela kesibukanku berjuang di bumi wakaf ini.


(sekedar mengingat memori yang hampir terlupakan dimalam menjelang pagi)

This entry was posted on Sabtu, 13 Maret 2010 at 10.48 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar